SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kelompok Bermain (KB) Aisyiyah di Desa Pare, Mondokan, Sragen menggelar kegiatan impresif di penghujung tahun 2021 ini.
Kelompok bermain yang dipimpin oleh Bunda Temon Wijiningsih itu menggelar parenting dengan menghadirkan wali murid dan narasumber untuk membekali wali murid.
Tidak hanya itu, kegiatan itu juga diisi dengan bakti sosial membagikan santunan untuk anak yatim piatu terdampak Covid-19 yang ada di wilayah sekitar.
Kepala Sekolah KB Aisyiyah Pare, Bunda Temon Wijiningsih mengatakan acara parenting itu diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan bagi orang tua agar bisa menjadi orangtua yang cerdas dalam mendidik anak di masa pandemi.
“Sebab banyak keluhan dari wali murid terkait pandemi yaitu anak jadi bandel dan kecanduan HP karena kelamaan belajar daring. Dengan pemberian pembekalan ini, harapannya nanti orangtua bisa terbuka untuk membimbing dan mendampingi anaknya agar tidak jenuh serta bisa menerima pelajaran dengan baik,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (18/12/2021).
Sementara, pemberian santunan dilakukan sebagai wujud kepedulian KB Aisyiyah terhadap kondisi sosial utamanya bagi anak yatim piatu.
Pihaknya berharap melalui santunan itu bisa menumbuhkan jiwa kepedulian dan meringankan beban serta memberi kemanfaatan bagi sesama.
Acara itu juga dihadiri oleh Bunda PAud Kecamatan Mondokan, pengawas Korwil Pendidikan Kecamatan Mondokan, dan Bunda Paud Kelurahan dan pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Ditambahkan, kegiatan parenting yang diselenggarakan itu selain memberi kemanfaatan tentang ilmu pengasuhan anak, juga untuk melengkapi program Paud Holistik Integratif (Paud HI) yang diselenggarakan dari tingkat nasional.
KB Aisyiyah Pare ditunjuk mewakili Kecamatan Mondokan sebagai lembaga yang melaksanakan Paud HI bekerjasama dengan mitra dan stake holder yang ada di Kecamatan Mondokan.
Sementara dalam kegiatan parenting, menghadirkan praktisi anak usia dini dan pengurus Komisi perempuan MUI Kabupaten Sragen, Isyana Darmastuti Raras Anindyasari.
Dalam kesempatan tersebut, Bunda Raras menyampaikan fenomena anak bosan dan kecanduan HP efek pandemi memang bisa dimaklumi.
Sebab di masa pandemi sekarang, pembelajaran semua dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring. Hal itu memang berdampak menyebabkan banyak anak merasakan bosan.
Menurutnya, ada beberapa penyebab anak menjadi jenuh dengan belajar daring. Di antaranya mendapat banyak tugas di hari libur atau murid terlalu lama mengikuti pembelajaran online lebih dari 6 jam.
Kemudian peralatan gadget yang bermasalah dan signal yang hilang timbul. Serta orang tua dan guru tegang yang akhirnya membuat murid terstimulasi emosi negatif.
“Ketika anak mengalami bosan dalam pembelajaran jarak jauh, itu sebenarnya wajar. Karena memang ada emosi di dalam otak si anak,” paparnya.
Untuk mengatasinya, menurutnya yang terpenting adalah bagaimana orangtua dapat mengatur dan mengendalikan emosinya.
Ketika anak merasa bosan, sebenarnya mereka hanya meminta pada orangtua untuk memahami bahwa mereka bosan. Karena emosi dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan.
“Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah jadilah contoh yang baik sebagai orangtua untuk anak kita. Kemudian ajak anak kita untuk selalu makan bersama. Dengan begitu mereka akan merasa terhibur dan dekat dengan kita,” paparnya. Wardoyo