JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Makin Fenomenal, Festival Sedekah Bumi Pasar Bahulak Sedot 2.000 Pengunjung Mayoritas dari Luar Kota. Perputaran Fulus Tembus Rp 32 Juta

Pengunjung memadati pintu masuk Pasar Bahulak Edisi spesial ulang tahun, Minggu (17/10/2021) pagi. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seiring moncernya gaung Pasar Bahulak, beragam event terus digelar untuk mengangkat performa wisata alam dan kuliner tersebut yang berlokasi di Desa Karungan, Plupuh, Sragen itu.

Seperti event Festival Bahulak yang digelar pada Minggu (21/11/2021) lalu. Festival yang diberi tajuk Sedekah Bumi Bahulak itu juga sukses menyedot animo warga.

Tak kurang dari 2000 pengunjung memadati acara festival kesenian tradisional yang digelar untuk memeriahkan Pasar bernuansa tempo dulu itu.

Kades Karungan, Joko Sunarso mengatakan jumlah pengunjung pada event tersebut mencapai 2.000 orang. Mereka mayoritas datang dari luar Sragen dan beberapa daerah sekitar.

“Kalau pengunjung sekitar 2000 tapi kebanyakan dari luar kota. Lebih ramai dari pasaran biasa. Perputaran uang juga mencapai Rp 32 juta lebih,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (1/12/2021).

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR
Atraksi seni tarian kolosal bercerita situasi zaman dahulu kala yang ditampilkan dalam festival Bahulak di Pasar Bahulak, Karungan, Plupuh, Minggu (1/12/2021). Foto/Wardoyo

Sementara, Pembina Pasar Wisata Bahulak yang juga Kasi Promosi dan Atraksi Disporapar Sragen, Tangguh Mursita Aji mengatakan event festival Bahulak itu merupakan event kedua setelah momen spesial satu tahun Pasar Bahulak, yang dihelat dua pekan sebelumnya.

Event Festival Bahulak tahun 2021 ini mengambil tema “Sedekah Bumi Bahulak”. Dalam event tersebut ditampilkan kesenian kolosal oleh anak-anak dan atraksi wisata di lokasi Pasar Bahulak.

Komunitas Gowes dari Pringanom Masaran menyempatkan singgah dan menikmati tayuban di Pasar Bahulak. Foto/Wardoyo

Ada 85 penari yang terlibat dalam pentas seni kolosal itu. Di depan panggung sarwo gathuk, mereka menampilkan tarian yang menceritakan keadaan jaman bahulak alias “jaman biyen” atau tempo dulu.

“Tarian itu menggambarkan realita kehidupan masa lalu, semangat gotong royong akan di gambarkan melalui tari gugur gunung yang diperankan oleh sanggar tari di desa karungan,” paparnya.

Baca Juga :  Geger di Jembatan Gunung Kemukus Sragen, Warga Menemukan Pria Tanpa Identitas Dalam Kondisi Sakit, Polisi Dibantu Warga Lakukan Evakuasi

Kemudian pengunjung juga disuguhi tarian “Memedi sawah”. Tarian ini menggambarkan usaha para petani jaman dulu untuk meraih hasil panen yang maksimal, mengusir hama burung, tikus tanpa setrum seperti yang sekarang dilakukan meski banyak memakan korban petani.

Kemudian ada tari wong bahulak, bajul, dan enggang, ada juga tari saman.

“Konsep kami “Bahulak Nusantara” kesenian lokal yang dipadukan dengan budaya nusantara. Sedekah bumi bahulak di akhir cerita akan happy ending oleh pesta rakyat. Ditandai dengan tarian “Janggrung Sukowati” di mana para penonton diberi kesempatan menari,” terangnya.

Ia berharap ke depan eksistensi Pasar Bahulak semakin moncer. Sehingga bisa membawa dampak positif bagi wisata Sragen serta kemajuan desa maupun masyarakat utamanya di lingkungan sekitar Pasar Bahulak. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com