JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Normalisasi Kali Krisak Selogiri Wonogiri, BBWSBS Terjunkan Alat Berat

Normalisasi sungai
Alat berat diterjunkan untuk proses normalisasi Kali Krisak Selogiri Wonogiri. Foto : istimewa
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Proses normalisasi Kali Krisak mulai dikerjakan. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menerjunkan alat berat untuk mengeruk sedimentasi.

Alat berat yang diterjunkan menggarap pengerukan di Kali Krisak. Tepatnya di jembatan perbatasan antara desa Desa Gemantar dan Kelurahan Kaliancar Kecamatan Selogiri, Wonogiri.

Untuk diketahui, pada pertengahan November lalu, aliran Kali Krisak di lokasi itu sempat terganggu. Pasalnya, timbunan barongan dan carang atau bangkai bambu tersangkut di bawah jembatan.

Barongan mengakibatkan aliran air tersumbat. Bahkan, saat hujan deras air kali sempat meluap karena tersumbat hingga menggenangi area pemukiman warga.

Warga sempat bergotong royong membersihkan rumpun bambu itu bersama BPBD Wonogiri dan sejumlah pihak terkait lainnya. Namun, rumpun bambu yang berukuran besar tak memungkinkan untuk disingkirkan tanpa alat berat. Sehingga dibutuhkan alat berat untuk normalisasi aliran kali itu.

Baca Juga :  Sajian Istimewa, Masakan yang Cocok Disajikan saat Lebaran 2024, Dijamin Menggugah Selera Tamu

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan normalisasi itu dilakukan oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sejak beberapa waktu lalu.

“Kali Krisak itu kan anak Sungai Bengawan Solo, jadi kewenangannya BBWSBS,” kata Bambang, Selasa (7/12/2021).

Awalnya pihaknya melakukan penanganan darurat atas sumbatan di jembatan. Usai penanganan darurat itu, pihaknya berkirim surat dengan BBWSBS agar dikirimkan alat berat berikut operatornya.

Pihaknya pun masih berkoordinasi dengan BBWSBS terkait dengan penanganan penyumbatan sungai. Bambang menuturkan, masih ada beberapa titik dimana terjadi penyumbatan di aliran sungai.

“Tapi tidak separah yang disana. Penyebabnya sama, ada longsoran rumpun bambu ke sungai,” terang Bambang.

Baca Juga :  Jumlah Kasus Kejahatan Selama Maret 2024, Perzinahan Mendominasi

BPBD Wonogiri juga baru saja mendapatkan laporan dari Pemerintah Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro terkait adanya sedimentasi di aliran sungai yang berada di salah satu dusun. Pihaknya bakal memberikan masukan kepada BBWSBS terkait adanya sedimentasi di anak-anak Sungai Bengawan Solo. Pemerintah daerah, di tingkat kecamatan dan desa memiliki peran untuk memberikan sosialisasi batas lahan di sekitar sungai.

Menurut Bambang, banyak sungai yang sudah berubah bentuk. Hal itu bisa berpotensi menimbulkan bencana alam, misalnya banjir karena kondisi sungai sudah berbeda.

Perubahan bentuk sungai bisa diakibatkan karena faktor alam dan non-alam. Misalnya ulah oknum yang menggunakan lahan bukan peruntukannya untuk pertanian. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com