SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga mengatakan Peringatan Hari Ibu (PHI) merupakan momentum mengenang perjuangan pergerakan perempuan pada 22 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta. Pada saat itu, berkumpul sekitar 1000 perempuan dari 30 organisasi untuk memperjuangkan hak-haknya dan dalam upaya memajukan bangsa dan negara.
“Dari 30 organisasi tersebut bahkan ada yang bertahan hingga kini, yaitu Aisyah, Wanita Katholik dan Wanita Taman Siswa,” ujarnya dalam diskusi daring, Rabu (22/12/2021).
Bintang menegaskan, Hari Ibu yang dilaksanakan di Indonesia adalah hari untuk perempuan-perempuan di Indonesia.
“Semoga hal ini menjadi pendorong bagi kita semua, serta pemangku kepentingan dan masyarakat luas bahwa perempuan punya eksistensi yang tinggi dalam pembangunan di Indonesia,” imbuhnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu, Ratna Susianawati menambahkan, serangkaian acara digelar untuk memperingati Hari Ibu ke-93 di Indonesia. Acara dilangsungkan di Ndalem Joyodipuran yang sekarang menjadi Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Yogyakarta.
“Di tempat inilah berlangsung Kongres Perempuan Pertama pada 1928. Sedangkan puncak peringatan Hari Ibu dilangsungkan di Gedung Manggala Bhakti Wanitatama, yang ketika itu sebagai tempat pergerakan perempuan selanjutnya,” jelas Ratna.
Menteri Bintang juga dikatakan Ratna telah mengunjungi kelompok perajin perempuan lansia tangguh yang diharapkan menopang sisi pemulihan ekonomi Indonesia.
“Dalam upaya mengangkat produk unggulan perempuan UMKM, kami gelar pasar virtual. Ibu Menteri bahkan menjual produk UMKM perempuan ini dan animo masyarakat tinggi,” ujar Ratna. Prihatsari