JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri Bisa Airi Lahan Seluas 41 Hektare di 2 Kecamatan, Pembangunan Saluran Irigasi Telan Anggaran Segini

Tampungan air
Prosesi pengisian tampungan air Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Keberadaan Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri tidak hanya sebatas penyedia air baku. Waduk yang dibangun di Bengawan Solo hulu itu juga mereduksi banjir dan penahan sedimentasi.

Selain itu Waduk Pidekso Giriwoyo Wonogiri bermanfaat mengairi lahan pertanian. Nantinya ketika sudah diresmikan penggunaannya, banyak lahan di bawah waduk terairi hingga tak lagi menjadi lahan tadah hujan.

Dengan adanya manfaat itu lahan yang semula tadah hujan bisa menjadi lahan irigasi teknis. Dalam setahun bisa dua atau tiga kali musim tanam.

Nah untuk penyediaan kebutuhan irigasi teknis pertanian perlu dibangun jaringan irigasi dari pintu waduk menuju area persawahan. Sementara soal pengadaan tanah untuk pembangunan fisik waduk sendiri kini sudah selesai. Saat ini tinggal proses pengadaan tanah untuk pembangunan jaringan atau saluran irigasi tersebut.

Informasi yang diperoleh anggaran untuk pengadaan tanah bagi pembangunan saluran irigasi mencapai ratusan miliar rupiah. Nantinya saluran membentang memanjang hingga puluhan hektare.

Rencananya, jaringan irigasi itu akan melalui 15 desa di dua kecamatan, meliputi Giriwoyo dan Baturetno.

Baca Juga :  Overkendel! Lebaran di Penjara Gegara Main Sabu di Wonogiri

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Irigasi Bendung Pidekso Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Annisa Hayu Widwiasih kepada wartawan di Wonogiri, beberapa waktu lalu mengungkapkan, lahan terdampak pembangunan jaringan irigasi Waduk Pidekso nantinya seluas 41 hektare.

“Dana untuk pembebasan tanah itu, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 148 miliar di tahun 2022,” ungkap dia

Menurut dia, ada 816 bidang tanah yang akan terdampak pembangunan jaringan irigasi Waduk Pidekso, Giriwoyo. Jaringan irigasi Waduk Pidekso itu akan melalui sebanyak 15 desa di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Giriwoyo dan Baturetno.

“Pengadaan tanah irigasi Waduk Pidekso nanti ada yang tanah kas desa dan tanah masyarakat,” jelas dia.

Annisa mengatakan, waduk yang menggenangi sebagian wilayah Desa Pidekso, Tukulrejo (Kecamatan Giriwoyo) dan Sendangsari (Kecamatan Batuwarno) itu diharapkan mampu mengairi daerah irigasi seluas 1.500 hektare. Daerah irigasi tersebut mencakup sebelas desa di Kecamatan Giriwoyo dan empat desa di Kecamatan Baturetno.

Annisa memaparkan, pengadaan tanah untuk jaringan irigasi rencananya dilaksanakan 2022 mendatang. Adapun pengerjaan bangunan saluran irigasinya dilakukan pada 2023 mendatang. Dengan adanya suplai irigasi dari Waduk Pidekso, areal persawahan yang semula tadah hujan akan menjadi persawahan dengan irigasi teknis.

Baca Juga :  Jumlah Kasus Kejahatan Selama Maret 2024, Perzinahan Mendominasi

Prosentase panen diperkirakan dapat meningkat dari 133 persen menjadi 438 persen. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kepala Satuan Kerja (Satker) Waduk Pidekso Dony F.S. mengatakan pembangunan Waduk Pidekso sudah melewati sertifikasi desain. Pengisian air waduk dan saat waduk akan beroperasi juga melewati sertifikasi operasi waduk.

Menurut dia, bendungan biasanya memiliki umur 50 tahun. Umur bendungan tergantung dari banyak atau sedikitnya sedimentasi di waduk.

“Saat lingkungan bisa dijaga, sedimentasi waduk dijaga umur waduk bisa bertambah panjang. Umurnya minimal 50 tahun,” kata Dony.

Selain itu, dia menjelaskan waduk itu tahan bencana termasuk gempa megathrust. Peta gempa dari pemerintah pusat juga sudah dipelajari dan diikuti. Bendungan Pidekso juga berjenis bendungan batu yang lebih fleksibel sehingga kuat dalam menahan gempa. Berbeda dengan bendungan beton yang lebih rigid. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com