Site icon JOGLOSEMAR NEWS

20 Tahun Membelah Sungai Bengawan Solo, Jembatan Gantung Kliwonan-Butuh Kini Pedhot Taline. Perbaikan Masih Tunggu Anggaran

Pengendara terlihat melintasi jembatan gantung Kliwonan-Butuh yang terlihat sudah keropos dan bolong serta tali sling terputus. Jembatan terpaksa ditutup total sejak Sabtu (29/1/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dua puluh tahun berdiri, jembatan gantung penghubung antara kecamatan Masaran-Plupuh di Desa Kliwonan, Masaran kini dilaporkan dalam kondisi membahayakan.

Akses utama penghubung dua kecamatan itu bahkan terpaksa harus ditutup total sejak Sabtu (29/1/2022).

Hal itu menyusul kondisi jembatan yang mengalami putus tali seling dan beberapa bagian penopangnya diketahui sudah keropos.

Kades Kliwonan, Aswanda mengatakan jembatan itu ditutup dari dua arah sejak Sabtu (29/1/2022) pagi karena kondisinya membahayakan. Ada dua tali seling yang terputus, kemudian beberapa papan jembatan juga sudah rapuh dan berlubang.

“Kita tutup sejak Sabtu pagi. Karena tali selinge pedhot. Lalu ada beberapa kerusakan dan keropos di bagian lantai. Baik di sebelah Kliwonan dan sebelah Butuh. Bagian tengah-tengah juga ada yang bolong-bolong,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (30/1/2022).

Aswanda menguraikan putusnya tali dan kerusakan itu diketahui dari laporan warga yang melintas dalam beberapa hari terakhir.

Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan musyawarah antara desa, Muspika Masaran dan Plupuh yang akhirnya memutuskan untuk sementara menutup total akses jembatan.

“Sudah kami laporkan dan kemarin dari DPUPR sudah ngecek ke lokasi juga,” urainya.

Aswanda menambahkan jembatan Gantung Kliwonan-Butuh itu dibangun sekitar 20 tahun silam.

Dengan panjang 150an meter, jembatan di atas Sungai Bengawan Solo itu menjadi akses alternatif andalan bagi warga dua kecamatan yakni Masaran menuju Plupuh dan sebaliknya.

Dengan penutupan jembatan itu, maka akses penghubung kedua kecamatan sementara hanya bisa melalui Jembatan Kembangan di selatan Desa Kliwonan.

Tunggu Anggaran 

Kabid Bina Marga, DPU Sragen, Albert Pramono Susanto mengaku sudah mengecek ke lokasi tak lama setelah menerima laporan.

Hasil pantauan di lokasi, kondisi jembatan gantung itu memang sudah tidak layak dan membahayakan.

Hal itu karena adanya 2 tali seling peredam goyang yang terputus dari dua sisi, kemudian ada relling yang keropos serta bagian plat lantai jembatan yang bolong.

“Ada 2 tali seling kanan kiri fungsinya untuk pengaku jembatan biar nggak goyang, yang terputus. Itu dari sisi Masaran. Kemudian ada relling yang keropos di beberapa bagian, ada lantai di beberapa titik dari sisi Masaran dan Butuh yang keropos juga minta diganti.
Sehingga saran kita, ditutup dulu sambil kami lakukan assesment kerusakan dan kebutuhan penanganannya,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Terkait perbaikan, Albert menyampaikan akan mengupayakan agar bisa dilakukan sesegera. Jika bisa dipenuhi dengan anggaran pemeliharaan rutin, maka akan dilakukan dengan dana tersebut.

“Sambil nanti kita ajukan nota dinas ke pimpinan untuk mohon petunjuk lebih lanjut. Yang jelas kita lihat anggaran pemeliharaan rutin dulu, apakah bisa memenuhi atau tidak,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version