Site icon JOGLOSEMAR NEWS

21 Petani Sragen Tewas, PLT Kadinas Pertanian Minta Berhenti Pakai Setrum Jebakan Tikus. “Butuh Pembasmi Tikus Berapapun Kami Siapkan!”

Sekda Sragen, Tatag Prabawanto saat memimpin hormat bendera dalam giat upacara dan apel pembinaan wawasan kebangsaan dan deradikalisasi di SMAN 1 Sumberlawang, Senin (10/2/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tewasnya petani asal Desa Kedungupit, Sragen Kota, Hj Sulastri (60) akibat kesetrum jebakan tikus Jumat (31/12/2021) kembali memantik keprihatinan.

Kasus korban tewas kesetrum jebakan tikus yang ke-21 itu juga menuai respon dari dinas terkait. Sekda Sragen, Tatag Prabawanto yang ditunjuk bupati sebagai pelaksana tugas (PLT) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan langsung bereaksi.

Ia pun menyerukan agar petani segera berhenti memakai perangkap setrum jebakan tikus. Pasalnya meski diklaim efektif menekan hama hal itu sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa.

“Saya selaku PLT Kadistan Ketapang minta kepada masyarakat mohon berhenti menggunakan setrum listrik untuk membasmi tikus. Karena sudah banyak korban dan sangat membahayakan. Baik pemasang maupun orang lain,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (1/1/2022).

Tatag menegaskan jika memang membutuhkan pembasmi tikus, dinas siap menyediakan.

Berapapun kebutuhan, petani diharapkan bisa mengajukan permohonan dan dinas pun siap memberikan sesuai kebutuhan.

“Berapa pun kami siap memfasilitasi, buat permohonan kebutuhan. Kami akan siapkan dan segera akan kami berikan,” jelasnya.

Pernyataan itu dilontarkan menyusul rentetan kasus korban tewas kesetrum jebakan tikus. Sejauh ini tercatat sudah 21 warga Sragen meninggal akibat pemasangan perangkap setrum jebakan tikus di persawahan dalam kurun dua tahun terakhir.

Berdasarkan catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , kasus terbaru adalah meninggalnya Hj Sulastri (60) mertua legislator Heru Waluyo asal Tanjang, Kedungupit, Sragen.

Nenek malang itu meregang nyawa setelah kesetrum jebakan tikus di sawahnya pada Jumat (31/12/2021) siang.

Hj Sulastri tercatat menjadi korban tewas ke-21 di tangan perangkap setrum jebakan tikus selama kurun dua tahun terakhir.

Sebelumnya, awal bulan ini, nenek bernama Mbah Samiyem (80) juga ditemukan tewas kesetrum jebakan tikus beraliran listrik di sawah bengkok Kadus di wilayah Dukuh Plasan, Singopadu, Sidoharjo.

Dari total 21 korban sejauh ini, 2 korban tercatat berprofesi sebagai perangkat desa di Tanon yakni di Pengkol dan Kecik. Sedangkan 19 sisanya adalah petani dan buruh tani.

Rentetan kejadian yang terus berulang itu menyiratkan keprihatinan sejumlah pihak. Semua pun berharap tragedi setrum tikus bisa segera berakhir.

“Dengan begitu banyaknya korban dari jebakan tikus itu menandakan strategi pengusir hama tikus lewat jebakan itu walaupun efektif tapi sangat bahaya. Artinya pemerintah desa, pemerintah kabupaten harus segera memberi solusi, bagaimana membuat pencegahan hama tikus yang lebih aman dan tidak membahayakan orang lain. Kami berharap ada tindakan tegas dan upaya solutif dari pemerintah agar tidak terulang lagi,” papar salah satu tokoh Sragen sekaligus Ketua DPC Demokrat, Budiono Rahmadi, Sabtu (1/1/2022). Wardoyo

Exit mobile version