SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jembatan Mlokolegi di Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Sragen ambrol dan putus diterjang luapan air hujan, Jumat (28/1/2022) dinihari.
Akibatnya, jalur Gambiran-Jambangan terputus total. Sebab jembatan itu menjadi akses penghubung utama arus kendaraan dari Sragen menuju Jambangan melalui Gambiran dan sebaliknya.
Derasnya air luapan sungai Mlokolegi pasca hujan deras Kamis (27/1/2022), diduga menjadi pemicu ambrolnya jembatan.
Pantauan di lokasi, badan jembatan yang ambrol sepanjang 3 meter dengan lebar 3,5 meter. Jembatan itu dibangun sekitar tahun 1970an dan konstruksi lama.
Menurut keterangan warga, Sumanto, jembatan itu ambrol sekitar pukul 03.00 WIB. Jembatan ambrol karena diduga sudah rapuh sehingga tak kuat menahan terjangan arus sungai yang meluap.
“Kemarin sore kebetulan hujan lebat sampai jam 19.00 WIB malam. Nah ambrolnya sekitar jam 03.00 WIB pagi. Jembatan ambrol total ambruk dan hanyut ke sungai. Sehingga ini jalur dari Sragen ke Solo melalui Jambangan terputus total,” paparnya kepada wartawan di lokasi kejadian.
Ia menuturkan tidak ada tanda atau gejala sebelumnya. Namun pada jembatan sempat terlihat ada sedikit retak di konstruksi bawah.
Mengingat keberadaan jembatan di jalur vital, warga sangat berharap jembatan bisa secepatnya diperbaiki.
“Karena jembatan sudah tidak bisa dilalui lagi. Sekarang harus muter lewat jalan kampung dan itu lebih lama waktunya,” jelasnya.
Bangunan Lama Konstruksi Batu
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Susanto membenarkan ambrolnya jembatan Mlokolegi di Celep Kedawung itu.
Pihaknya juga sudah mengecek ke lokasi dan melakukan survei kerusakan tadi pagi. Dari pantauannya, jembatan yang ambrol memiliki panjang 3 meter dan lebar 3,5 meter.
Jembatan itu merupakan bangunan lama dan secara konstruksi memang sudah tidak layak. Untuk pengamanan, lokasi sementara ditutup dengan barikade.
“Itu bangunan lama sekitar tahun 1970an. Konstruksinya dari batu, sempat ada perbaikan di 2001 tapi cuma bagian atasnya. Konstruksi bawah sudah rapuh dan kurang layak. Nanti akan segera kami sampaikan ke pimpinan kalau soal penanganan nanti menunggu dawuh pimpinan Pak Sekda dan Pak Kepala Dinas. Kondisinya memang sangat darurat karena itu jalur utama,” tandasnya. Wardoyo