YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Populasi yang belum menjalani vaksinasi Covid-19, dinilai menjadi titik bagi virus tersebut untuk bersirkulasi.
Bila virus semakin sering bersirkulasi di masyarakat, maka dimungkinkan semakin besar peluang timbulnya mutasi varian baru virus corona.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr. Gunadi.
“Ini terjadi kepada Omicron dan Delta, yang mana virus bersirkulasi cepat, maka timbul mutasi baru,” kata Gunadi.
Oleh karena itu, meskipun gejala Omicron tidak berat, Gunadi meminta agar masyarakat tetap waspada dengan terhadap penularan yang disebabkan Omicron.
Meskipun infeksi yang ditimbulkan tidak menunjukkan gejala serius, tapi bukan berarti tidak ringan. Artinya, jika terinfeksi bagi mereka yang rentan tetap bisa menjadi berat.
Ia mengingatkan, varian Omicron telah menyebabkan kenaikan okupansi rumah sakit dan ICU, bahkan di Amerika Serikat dan negara-negara maju lain.
Selain memiliki tingkat penularan yang tinggi. Gunadi menyebut varian Omicron mampu mengelabui sistem imun tubuh. Varian Omicron ini mampu menurunkan kadar antibodi dalam tubuh.
“Jangan sampai karena menganggap kurang berat jadi kurang waspada,” kata Gunadi, pada Kamis (22022/7/2022).
Untuk itu, Gunadi mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk waspada terhadap penularan varian ini, langkah yang penting untuk dilakukan yakni tetap menerapkan protokol kesehatan, dan melakukan vaksin hingga dua dosis dan booster meningkatkan antibodi.
“Tapi, juga melindungi masyarakat yang masuk kelompok rentan,” ujarnya, seperti dilansir dari Republika.
Ia juga menekankan, kepada anak-anak mengenai akibat varian Omicron yang meningkat di beberapa negara. Meski demikian, masih perlu adanya penelitian lebih lenjut terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan varian baru tersebut.
Sebab, saat ini data yang ada masih minim, yang bisa kita lakukan sekarang adalah melakukan vaksinasi ke anak. Walaupun masih menanti WHO, Gunadi berharap, anak-anak dengan usia di bawah enam tahun bisa mendapat vaksinasi. Amandha Tito Nursahid
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















