SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Budaya taruhan ternyata tak hanya dikenal di kalangan pecandu bola atau di ajang kontestasi pesta demokrasi saja.
Di Sragen, apapun bisa menjadi bahan taruhan. Seperti pertarungan pemilihan kandidat direktur utama (Dirut) Perumda Air Minum atau PDAM Tirtonegoro pun juga tak luput jadi bahan untuk bertaruh.
Fenomena taruhan itu diungkap oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Saat memberi sambutan di ajang pelantikan Dirut PDAM terpilih Jumat (31/12/2021) lalu, orang nomor satu di jajaran Pemkab Sragen itu sampai berdecak heran mendapat kabar soal rumor bursa taruhan pemilihan Dirut tersebut.
“Udah nggak boleh sebenarnya taruhan tapi kalau di PDAM taruhan itu ya jik ono wae. Ora ono bal-balan tapi perkoro sopo sing jadi Direktur PDAM bisa untuk taruhan. Sudah seminggu lebih bahkan sebulan yang lalu seluruh pegawai PDAM taruhan yang dipilih Bupati sopo untuk jadi direktur utama di PDAM,” ujar Bupati disambut gerrrr para pejabat eselon dan jajaran pegawai PDAM yang hadir di gedung SMS malam itu.
Seperti diketahui, sebelumnya pertarungan kandidat Dirut PDAM memang menyisakan dua calon yang diajukan pansel ke Bupati.
Kebetulan pertarungan final itu memanggungkan dua nama yakni Imam Rochadi dari internal PDAM versus kandidat eksternal yang tersisa yakni Hanindyo Heru Prayitno.
Keduanya menjadi kandidat terakhir yang lolos seleksi setelah menyisihkan beberapa nama melalui sejumlah tahapan.
Bupati kemudian menyampaikan dirinya sudah memutuskan menjatuhkan pilihan pada Hanindyo Heru Prayitno untuk menjabat sebagai Dirut Perumda Air Minum Tirtonegoro Sragen.
Keputusan itu diambil setelah melalui proses panjang sampai dua kali pendaftaran rekrutmen.
“Perlu diketahui bersama, kita dua kali melakukan proses ini saya ingin mencari yang terbaik. Pada waktu proses yang pertama pihak ketiga dalam melakukan tes termasuk Panselnya Pak Sekda, hasilnya hanya disarankan dengan pengembangan. Saya nggak mau, saya hanya ingin memilih seorang direktur yang mumpuni sehingga hasil akhirnya harus disarankan atau sangat disarankan. Dan akhirnya pada proses yang kedua ada yang disarankan 2 orang dan itu dari internal PDAM dan ada yang dari luar tinggal Bupati milih yang mana. Saya sudah menentukan pilihan,” ujarnya.
Karenanya, ia meminta Hanindyo sebagai nahkoda baru bisa membuktikan apa yang dijanjikan dan dipaparkan saat menjalani tahapan seleksi di hadapan Pansel.
Bupati pun mengultimatum jika sampai di tengah jalan, kinerja ternyata tak sesuai harapan, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan assesment ulang.
“Saya minta kepada Pak Hanindyo buktikan apa yang panjenengan paparkan soal target kinerja, evaluasi dan sebagainya pada saat pansel bertanya panjang lebar pada panjenengan. Saya tunggu kiprahnya di PDAM. Apabila target itu tidak terpenuhi saya bisa melakukan assesment ulang kapan saja. Ini juga berlaku untuk Pak Sam dan juga Pak Handoko. Jangan dikira sudah duduk menjadi direktur penak-penak terus tidak mau introspeksi diri untuk menjadi lebih baik,” ujar Bupati. Wardoyo