Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Innalillahi, Juragan Gabah Keponakan Anggota DPRD Sragen Meninggal Dunia. Diduga Terserang DB

Suami dan anak almarhumah Septi Handayani tampak berduka di depan jenazah istri tercinta yang meninggal dunia diduga terkena Demam Berdarah, Minggu (8/1/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar duka menimpa anggota DPRD Sragen, Tono. Keponakannya, Septi Handayani (34) warga Ngabean RT 17, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen meninggal dunia, Minggu (8/1/2022) pagi.

Ibu muda dua anak yang dikenal sebagai juragan atau pengepul gabah itu dilaporkan meninggal dengan gejala mengarah demam berdarah (DB).

Sempat dirawat sehari semalam di klinik, ibu malang itu mengembuskan nafas terakhirnya tadi pagi di RS Mardi Lestari Sragen.

“Iya. Ini saya barusaja takziah dari rumah duka. Meninggalnya tadi pagi terkena DB di RS Mardi Lestari Sragen,” papar Tono dikonfirmasi JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (8/1/2022).

Legislator Partai Nasdem asal Kebonromo, Ngrampal itu menguraikan awalnya almarhumah dilaporkan mengalam ia gejala demam tinggi dua hari lalu.

Sempat dirawat ke salah satu klinik di Pilangsari Ngrampal sehari semalam, kondisinya kemudian menurun. Lalu dirujuk ke RS Mardi Lestari Sragen sebelum akhirnya gagal terselamatkan.

“Gejalanya trombositnya menurun drastis dan demam tinggi,” terangnya.

Dari keterangan yang ia peroleh, almarhumah mengarah terkena demam berdarah. Pasalnya sebelumnya warga di lingkungan sekitar sudah banyak yang terjangkit DB dengan gejala serupa.

Bahkan, saat ini masih ada beberapa warga yang sebagian anak-anak, juga mengalami gejala yang sama.

“Info dari warga setempat, banyak yang kena DB di situ sejak Desember kemarin. Banyak yang dirawat inap, tapi Alhamdulillah bisa sembuh. Semua gejalanya trombosit turun drastis,” terangnya.

Mendesak Segera Ada Penanganan 

Saat ini masih ada beberapa warga di RT 17 dan 18 yang dirawat dengan gejala serupa. Atas merebaknya DB itu, pihaknya mendesak Puskesmas atau DKK segera bertindak melakukan penanganan fogging atau upaya pencegahan.

“Tadi keterangan dari warga belum ada fogging maupun penanganan sama sekali. Kasihan, sudah banyak kasus sampai ada yang meninggal. Jangan sampai jatuh banyak korban baru ada tindakan,” tukasnya.

Sebab dari keterangan warga termasuk keluarga keponakannya, hingga kini belum ada penanganan dari petugas atau dinas terkait.

Kades Bumiaji, Budiyono membenarkan dari informasi sementara yang diterima desa, Septi meninggal akibat terserang DB.

Menurutnya, almarhumah sehari-hari berprofesi sebagai pengepul gabah dan diketahui sudah berkeluarga memiliki dua anak. Soal jumlah warga yang terkena DB, Kades mengaku belum bisa menyampaikan data resmi berapa warganya yang positif terkena DB saat ini.

“Kalau Mbak Septi ini, info yang kami terima memang meninggalnya kena DB,” urainya.

Terkait kondisi itu, pihak desa sebelumnya sudah mengajukan permintaan ke Puskesmas agar segera melakukan penanganan maupun fogging. Akan tetapi sejauh ini belum ada laporan apakah sudah ditindaklanjuti atau belum.

“Harapan kami dari dinas dan Puskesmas segera melakukan penanganan. Entah fogging atau apa yang penting segera ada tindakan agar warga tidak semakin banyak yang terkena,” ujarnya. Wardoyo

Exit mobile version