Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Jangan Salah Nyamuk Bisa Kebal Fogging Loh, Begini Cara yang Benar Menangani DBD di Wonogiri

Petugas kesehtan di Boyolali tengah melakukan penyemprotan sebagai bagian dari gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) / Foto: Waskita

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Ini peringatan bagi masyarakat yang mengandalkan fogging alias pengasapan untuk memberantas nyamuk. Ternyata salah penanganan soal fogging justru bisa berakibat fatal.

Terlalu sering difogging ternyata malah membuat nyamuk kebal. Ini tentu bakal menghambat upaya penanganan penyakit yang disebabkan nyamuk. Misalnya malaria atau demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan atau Kepala Dinkes Wonogiri Setyarini didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Satyawati Prawirohardjo, Selasa (11/1/2022), mengatakan ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan DBD. Upaya itu di antaranya adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Caranya menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, menaburkan abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan lain sebagainya. Selain itu, juga bisa dilakukan fogging.

“Kalau fogging atau pengasapan itu kan hanya menyasar nyamuk dewasa, itupun pada jam tertentu saja. Karena itu perlu dilakukan PSN,” kata dia.

Satyawati menerangkan, perlu dilakukan pengecekan pemeriksaan jentik nyamuk di tempat yang bisa menampung air di dalam rumah. Bahkan area tak terduga dan terlewatkan seperti tampungan air di kulkas, tampungan air di dispenser bahkan tempat minum hewan peliharaan.

Pasalnya, pihaknya pernah mendapatkan pengalaman saat dilakukan penyelidikan epidemiologi. Pengecekan di penampungan air yang biasa diperiksa minim jentik nyamuk, namun masih ditemukan kasus DBD pasca dilakukan fogging.

“Ternyata (jentik nyamuk) malah ditemukan di tempat-tempat tak terduga itu tadi. Termasuk di tatakan pot tanaman. Tempat seperti itu harus rutin dicek. Di musim penghujan seperti saat ini kita perlu waspada,” tegas Satyawati.

Tak hanya di lingkungan rumah, nyamuk aedes aegypty juga perlu diwaspadai di semua lingkungan. Baik sekolah, perkantoran dan lainnya. Karena itu, PSN harus digalakkan.

Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri Setyorini mengatakan, jika fogging terlalu sering dilakukan maka nyamuk juga bisa resisten. Artinya, nyamuk bisa kebal dari obat fogging.

“Jadi ini juga perlu diketahui masyarakat. Bisa resisten kalau terlalu sering dilakukan fogging,” ujar Setyorini.

Sementara selama setahun pada 2021 tercatat ada 39 kasus demam berdarah dengue atau kasus DBD di Wonogiri. Dari jumlah itu lima pasien berakhir meninggal dunia.

Lima kasus kematian akibat DBD itu terjadi di tiga kecamatan. Rinciannya, Kecamatan Wonogiri Kota tiga kasus dan masing-masing satu kasus di Kecamatan Selogiri dan Kecamatan Girimarto.

“Ada anak-anak (yang meninggal karena DBD,red). Paling muda usianya 12 tahun. Anak SMP,” kata Satyawati.

Kematian lima pasien itu dikarenakan keterlambatan pasien untuk menjalani rawat inap atau perawatan. Saat kondisi parah dan mengalami DSS, pasien baru datang ke rumah sakit sehingga dirawat beberapa hari saja sebelum meninggal.

“Kebetulan lima kasus (yang meninggal dunia) kemarin itu DSS,” ujar dia.

Diduga saat penderita demam berdarah hendak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan takut jika harus menjalani rapid test atau lainnya. Karena itu, perawatan yang seharusnya segera didapatkan oleh penderita terlambat diterima. Satyawati pun mewanti-wanti masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami gejala DBD.

Lebih jauh, dia menuturkan kematian akibat DBD tergantung strain virus dengue yang masuk ke tubuh penderita, pasalnya ada beberapa strain virus yang menyebabkan dengue shock syndrome (DSS). Aris

Exit mobile version