JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah Pilu Sunanti, Janda 6 Anak Korban Runtuhnya Jembatan Mlokolegi Sragen. Suami Meninggal Saat Pandemi, Terpaksa Cabut RS Karena Tak Mampu Biayai Operasi

Anggota DPRD Sragen, Sugiyarto (kiri berbaju merah) saat mengawal pemindahan Sunanti (54) janda pedagang sayur yang menjadi korban runtuhnya Jembatan Mlokolegi, Kedawung, ketika terpaksa dicabut dari rumah sakit swasta di Solo untuk dipindah ke RSUD Sragen karena ketiadaan biaya operasi, Jumat (28/1/2022) malam. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Musibah runtuhnya jembatan penghubung antar kecamatan dan kabupaten di Mlokolegi, Desa Celep, Kedawung, Sragen Jumat (28/1/2022) pagi menyisakan cerita pilu.

Satu dari dua korban yang terperosok ternyata dalam kondisi memprihatinkan. Korban itu bernama Sunanti (54), seorang janda enam anak asal Dukuh Sumberjo RT 12, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Sragen.

Janda yang sehari-hari berprofesi bakul sayur keliling itu dihadapkan pada situasi dilematis.

Sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Solo tadi pagi, ia kemudian divonis harus menjalani operasi tulangnya yang patah setelah terperosok ke dalam jembatan.

Besarnya biaya menghadirkan dilema dan membuat anak-anak Sunanti sempat kebingungan.

Sampai akhirnya anak sulungnya terpaksa memberanikan diri mendatangi rumah anggota DPRD Sragen yang berdomisili di desa sebelah yakni Sugiyarto, Jumat (28/1/2022) petang.

Ia dikabarkan sempat meminta bantuan kepada Sugiyarto agar ibunya bisa dicabut dan dipindahkan ke RSUD Sragen karena alasan ketiadaan biaya.

“Iya, tadi anak pertamanya datang ke rumah menyampaikan kondisi ibunya kalau harus operasi tulangnya yang patah. Tapi karena di rumah sakit swasta, mereka nggak mampu membiayai. Tadi minta bantuan agar dicabut dan dipindah ke RSUD Sragen. Alhamdulillah tadi langsung saya tindaklanjuti dan dari pihak rumah sakit swasta yang merawat pertama kali, bersedia dan malam ini tadi langsung dipindah ke Sragen,” papar Sugiyarto dikonfirmasi JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (28/1/2022) malam.

Baca Juga :  Kronologi Kebakaran Rumah Faturohman Anggota DPRD Sragen Fraksi PKB

Legislator yang juga Ketua Komisi III itu menguraikan saat ia mengecek, kondisi rumah korban memang sangat memprihatinkan.

Korban selama ini menghidupi enam orang anak sendirian setelah suaminya, Sutoyo, meninggal saat pandemi Covid-19 lalu.

Sugiyarto menuturkan sesaat setelah mendapat lampu hijau dari rumah sakit di Solo, pihaknya langsung mengirim ambulans guna menjemput Sunanti.

Melintasi jalur tol, Sunanti akhirnya tiba di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sekitar pukul 22.15 WIB. Setiba di RSUD, Sunanti langsung mendapat penanganan di IGD.

“Tadi saya spontan langsung kirim ambulans dan ikut menjemput. Kondisinya kasihan sekali, beliau janda dan harus menghidupi anak-anaknya sendirian. Alhamdulillah ini sudah berada di RSUD Sragen,” terangnya.

Biaya Akhirnya Ditanggung Pemerintah

Dengan dipindah ke RSUD Sragen, nantinya biaya pengobatan Sunanti akan bisa ditanggung pemerintah melalui kartu Saraswati.

Sugiyarto berharap dengan dirawat di Sragen, selain biaya ditanggung pemerintah, juga bisa lebih dekat serta terpantau oleh anak dan keluarganya.

Ditambahkan, musibah tragis itu dialami Sunanti ketika hendak berangkat kulakan ke Pasar Jambangan sekitar pukul 03.00 WIB.

Seperti biasa, sepagi itu Sunanti berangkat ke pasar dengan motor dan beronjong di boncengan. Nahas sesampai di Jembatan Mlokolegi, ia tak mengira jika jembatan itu barusaja ambrol beberapa menit sebelumnya.

“Dia nggak tahu kalau jembatan di depannya ambrol. Kondisi jalan ke jembatan juga menurun sehingga motor langsung masuk dan terjebak ke jurang jembatan yang sudah runtuh,” imbuh Sugiyarto.

Baca Juga :  Video: Detik-detik Tongkat Komando Kapolda Jateng Terjatuh Saat Mendampingi Presiden Jokowi di Sragen
Kedatangan Sunanti (54) janda pedagang sayur korban runtuhnya Jembatan Mlokolegi di IGD RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen setelah dicabut dari RS swasta di Solo, Jumat (28/1/2022) malam. Foto/Wardoyo

Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati mengapresiasi kesigapan kadernya tersebut.

Ia berharap semua kader selalu siap untuk melayani dan membantu apapun yang dibutuhkan masyarakat utamanya dalam kondisi darurat.

“Apalagi untuk masyarakat tidak mampu, harus menjadi prioritas untuk dibantu sehingga kehadiran kita bisa memberi kemanfaatan bagi masyarakat dalam situasi apapun,” tandasnya.

Satu Korban Alami Luka Lecet

Sementara, selain Sunanti, ada satu lagi korban yang juga terperosok pada saat kejadian. Dia adalah Fajar Yayan Mahardika (26) warga Perum Panorama Blok 02/20 RT 47/12, Desa Munjuljaya Kecamatan Purwakarta yang berdomisili di Dukuh Kajen, Celep, Kedawung, Sragen.

Namun berbeda dengan Sunanti, Fajar hanya mengalami luka lecet-lecet saja.
Kapolsek Kedawung, AKP Sutomo memastikan kondisi satu korban hanya mengalami luka-luka sedang satunya mengalami patah tulang.

Diduga kuat, jembatan runtuh akibat derasnya air sungai yang menggerus tanah di sekitar badan jembatan.

Menurutnya, seusai jembatan runtuh, ada dua warga yang nekat melintas sekitar pukul 03.00 WIB.

Kondisi Jembatan Mlokolegi, di Celep Kedawung yang ambrol diterjang banjir dan menimbulkan dua korban, Jumat (28/1/2022). Foto/Wardoyo

Korban atas nama Fajar Yayan mengendarai sepeda motor menuju ke arah Sragen dan Sunanti yang melintas hendak menuju arah Jambangan juga dengan mengendarai sepeda motor.

“Mereka terjatuh ke dalam lokasi jembatan putus tersebut, karena tidak mengetahui kondisi jembatan ambrol. Kebetulan lokasi kejadian tidak ada lampu penerangan,” paparnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com