JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Sudah Lampaui Standar WHO, Satgas Covid-19 Minta Semua Pihak Waspada

Varian omicron. pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan, positivity rate Indonesia makin naik dan perlu mendapatkan perhatian dari seluruh pihak.

Hal itu perlu mendapat perhatian, menurut Zubairi, lantaran kondisi tersebut sudah melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Ditambah lagi dengan penularan Covid-19 varian Omicron yang sudah masuk ke dalam klaster keluarga.

“Positivity rate Indonesia makin naik: 5,9 persen. Standar emas WHO adalah 5 persen, yang diartikan bahwa virus terkendali. Omicron juga sudah mulai memasuki lingkungan keluarga. Misalnya di Kota Tangerang. Tercatat empat orang positif varian Omicron,” kata dia seperti dikutip dari akun twitter pribadi miliknya, Senin (24/1/2022).

Standar positivity rate Covid-19 dari WHO seharusnya kurang dari 5 persen. Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Melihat kondisi positivity rate akhir-akhir ini maka menunjukkan penularan virus corona di masyarakat mulai tinggi.

Adapun kasus harian Covid-19 per 23 Januari mencapai 2.935 orang.

Terbaru, Kementerian Kesehatan mencatat dua kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia. Kedua kasus tersebut merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian baru yang memiliki daya tular tinggi.

“Satu kasus merupakan transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat dan satu lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso.”ucap juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

Kedua pasien tersebut memiliki komorbid. Tak Semua Bersifat Ringan, Negara-negara Ini Catatkan Kematian Pasien Omicron

Baca Juga :  Hasto Sebut, untuk Bertemu Megawati, Presiden Jokowi Harus Lewat Anak Ranting

Kasus kematian karena Covid-19 varian Omicron di Indonesia menunjukkan bahwa tidak semua infeksi Omicron adalah ringan.

Demikian disampaikan oleh Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama.

“Jadi semua kita harus ekstra waspada , tentu tanpa perlu panik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (23/1/2022).

Bagaimana dengan data kematian pasien Omicron di negara lain. Berikut rangkumannya:

– Inggris sampai 31 Desember 2021 sudah ada 75 orang yang meninggal.

– Pasien pertama yang meninggal di Amerika Serikat umurnya 50 tahunan, sudah pernah terinfeksi Covid-19 ebelumnya, namun belum divaksinasi.

– Di Jepang yang meninggal adalah lansia dengan komorbid berat.

– Australia yang meninggal adalah usia 80an dengan komorbid.

– Singapura yang meninggal 92 tahun, tidak ada komorbid yang jelas, tidak vaksinasi.

– India yang meninggal 74 tahun, dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus dan komorbid lain.

Di Amerika Serikat dan Australia beberapa hari yang lalu menyatakan, mereka akan mengalami peningkatan kematian akibat Covid-19 di minggu-minggu mendatang, tentunya juga berhubungan dengan Omicron.

Dari data kemarin 22 Januari 2022, di Indonesia telah ada sekitar 1000 kasus Omicron, sekiranya 250an kasus adalah transmisi lokal.

Pada beberapa minggu yang lalu maka kasus sebagian amat besar adalah pendatang dan kini sudah makin bergeser ke transmisi lokal.

“Artinya makin banyak kasus-kasus Omicron di masyarakat. Juga, satu dari dua yang meninggal kemarin adalah kasus transmisi lokal,” imbuh Prof Tjandra.

Kasus Omicron Melonjak, IDAI Imbau Orangtua Lengkapi Vaksinasi Anaknya

Baca Juga :  Diduga Catut Nama Dosen di Malaysia, Prof Kumba Akhirnya Mundur dari Jabatan Dekan FEB Unas

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengimbau agar orangtua melengkapi vaksinasi reguler bagi anak-anaknya.

Langkah ini dilakukan untuk melindungi anak-anak dari penyakit lain di luar Covid-19.

“Kami juga mengimbau orangtua agar melengkapi vaksinasi regular melalui imunisasi kejar bagi anak-anaknya agar tetap terlindungi dari kemungkinan penyakit lain yang mungkin timbul,” kata Piprim melalui keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) Syafri Kamsul Arif meminta agar anak yang belum divaksinasi Covid-19 dapat terlindungi.

Perlindungan ini, kata Syarif, bisa didapatkan oleh orang yang telah divaksin.

“Untuk anak-anak yang masih belum memperoleh atau belum memenuhi syarat untuk divaksinasi Covid, sangat penting bagi mereka agar dikelilingi oleh orang-orang yang divaksinasi untuk memberikan mereka (anak-anak tersebut) perlindungan,” kata Syafri Kamsul Arif.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan encegahan penyakit di Amerika Serikat, tingkat rawat inap Covid-19 di antara anak-anak melonjak di Amerika Serikat, dengan rata-rata 4,3 anak di bawah 5 tahun per 100.000 dirawat di rumah sakit.

Angka ini naik 2,6 anak dari akhir Desember 2021. Data di Amerika Serikat ini Ini merupakan peningkatan 48 persen dari pekan yang terakhir Desember, dan peningkatan terbesar dalam tingkat rawat inap kelompok usia ini telah terlihat selama pandemi.

Di Indonesia, sejumlah sekolah yang telah melaksanakan PTM juga telah melaporkan munculnya sejumlah kasus Covid pada siswanya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com