JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Figur calon presiden (Capres) 2024 yang diinginkan masyarakat dalam menghadapi dampak ekonomi dan sosial akibat Covid-19 adalah pemimpin yang mau bekerja melayani rakyat, bukan minta dilayani.
Tren tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Laboratorium Survei Indonesia (LSI).
Direktur Eksekutif LSI, Albertus Dino menjelaskan, figur pemimpin yang mau bekerja melayani rakyat diinginkan oleh 83,6 persen responden.
Sementara, 86,6 persen responden membutuhkan pemimpin yang mau mendengar keluh kesah dan problema rakyatnya, setelah itu bekerja keras menyelesaikan problema rakyatnya.
“Sebanyak 90,6 persen responden setuju bahwa saat ini bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa mengangkat taraf hidup dan kesejahteraan masyaraakat, serta tegas namun terarah dalam menerapkan program program nya serta menegakkan peraturan,” kata Albertus, Senin (17/1/2022).
Dikatakan, ketika 1.850 ditanyakan secara langsung nama yang akan dipilih sebagai presiden jika pilpres digelar di saat survei dilakukan, maka nama Airlangga Hartarto menjadi nama yang paling banyak diinginkan dan dipilih dengan tingkat elektabilitas 19,2 persen, kemudian Ganjar Pranowo diurutan kedua dengan tingkat elektabilitas 14,3 persen, Prabowo Subianto 11,7 persen, Kasad Jenderal Dudung Abdurachman 6,2 persen , Sri Mulyani 4,1 persen, Basuki Tjahaya Purnama 3,7 persen.
Selanjutnya Ridwan Kamil 3,6 persen, Anies Rasyid Baswedan 3,5 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1persen, Puan Maharani 2,7 persen. Sementara itu, Tri Risma Harini 2,4 persen, Erick Thohir 1,4 persen, Muhaimin Iskandar 1,4 persen dan Mahfud MD 1,1 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 18,4 persen.
Selain pertanyaan terbuka, lanjut Albertus, 1.850 responden juga diberikan pertanyaan tertutup dengan menyodorkan nama-nama tokoh di dalam kertas kuisioner, dengan pertanyaan nama yang akan dipilih sebagai Presiden jika Pilpres digelar disaat survei dilakukan. Kembali nama Airlangga Hartarto menjadi nama yang paling banyak diinginkan dan dipilih dengan tingkat elektabilitas 20,3 persen, kemudian Ganjar Pranowo diurutan kedua denga tingkat elektabilitas 16,2 persen, Prabowo Subianto 15,2 persen, Kasad Jenderal Dudung Abdurachman 7,1 persen, Gatot Nurmantyo 4,2 persen, Puan Maharani 3,7 persen, Anies Rasyid Baswedan 3,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,3 persen, Basuki Tjahaya Purnama 2,7 persen , Khofifah Indar Parawansa 2,7 Persen, Ridwan Kamil 1,6 persen, Muhaimin Iskandar 2,4 persen. Sementara itu, Tri Risma Harini 1,4 persen, Sandiaga Uno 2,1 persen , Erick Thohir 1,4 persen dan yang tidak memilih sebanyak 12,3 persen
Direktur Eksekutive Laboratorium Lembaga Survei juga menjelaskan hasil penelitian tentang preferensi masyarakat terhadap dinamika politik nasional, jika pemilu digelar saat ini.
Dengan pertanyaan secara spontan partai Politik yang paling memberikan kontribusi terhadap program-program penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, maka Partai Golkar dinilai oleh sebanyak 89,3 persen responden sebagai partai politik yang paling berkontribusi, kemudian diurutan kedua PDI Perjuangan dinilai oleh sebanyak 76,4 persen sebagai partai yang berkontribusi dalam penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, lalu PKB 73,9 persen, Partai Nasdem 70,6 persen, Partai Gerindra 62,7 persen, PPP 52,7 persen, PAN 51,9 persen, PKS 20,8 persen, dan Partai Demokrat 20,1 persen
Hasil penelitian melalui survei dengan memberikan pertanyaan kepada 1.850 responden secara terbuka dengan pertanyaan partai politik mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini, maka hasilnya menempatkan PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan tingkat keterpilihan tertinggi. PDIP memiliki elektabilitas 14,2 persen.
“Tren elektabilitas partai politik saat masih dipegang oleh PDIP sebagai peraih suara tertinggi, walau pun elektabilitas menurun dibandingkan hasil real pemilu 2019. Pada urutan kedua, ditempati Partai GOLKAR yang memiliki elektabilitas sebesar 13,6 persen,” ujar Albertus.
Ketiga ada Partai Gerindra dengan elektabilitas 12,7 persen. Kemudian, Partai Demokrat menempati urutan keempat dengan elektabilitas sebesar 8,9 persen. PKB berada di belakangnya dengan angka 7,2 persen. PKS berada di urutan keenam dengan elektabilitas 6,2 persen. Selanjutnya Partai Nasdem memiliki elektabilitas 5,8 persen. PAN 3,2 persen, kemudian PPP dengan elektabilitas 2,6 persen.
Adapun partai non-parlemen secara berurutan memiliki tingkat elektabilitas sebagai berikut yaitu Partai Perindo 1,9 persen, Partai Prima 1,3 persen, Partai Garuda 1,1 persen, Partai Gelora 0,8 persen, PSI 0,6 persen, Partai Berkarya 0,3 persen, PBB 0,4 persen, PKPI 0,3 persen, Hanura 0,3 persen, Partai Umat 0,1 persen responden. ‘”Yang belum menentukan atau tidak menjawab masih sebanyak 20,2 persen,” kata Albertus.
Dalam survei ini responden ditanyakan mengunakan kertas kuisioner mengenai pilihan partai politik jika pemilihan anggota DPR diselenggarakan pada hari saat wawancara survei dilakukan. Jika pemilu legislatif yang memilih anggota DPR diselenggarakan pada hari ini, partai politik apa yang akan Anda pilih?
Elektabilitas PDI Perjuangan paling tinggi 17,4 persen Dengan memasukkan hitungan MoE, ada dua partai yang berpeluang mempunyai dukungan suara di atas 10% saat survei dilakukan, yaitu Partai Gokar 17,1 persen, dan Partai Gerindra 14,3 persen.
Partai lain yang memperoleh suara di atas ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4% adalah Demokrat (6,4%), PKB 6,2 persen, PKS 5,7 persen dan Partai Nasdem 4,4 persen, PAN 4,1 persen dan partai – partai yang di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold di antaranya PPP 2,2 persen, Perindo 1,8 persen, Partai Hanura 1,7 persen, PRIMA 1,6 persen, Partai Garuda 1,2 persen, PBB 1,2 persen, Partai Berkarya 0,9 persen, PKPI 0,8 persen, PSI 0,6 persen, Partai Gelora 0,6 persen, Partai Umat 0,2 persen.
“Namun, masih ada 11,6% persen responden dalam survei ini yang tidak menjawab pertanyaan tentang pilihan partai ini,” tambah Albertus.
Dikatakan, penelitian ini bertujuan untuk mengukur optimisme masyarakat di Tahun 2022 terhadap pemerintahan, ekonomi dan preferensi publik terhadap dinamika politik nasional jelang memasuki tahun politik .
Metodologi penelitian ini dalam menentukan jumlah sample yang ditarik dari jumlah populasi mengunakan Metode Multi Stage random sampling terhadap 1.850 responden yang memiliki hak pilih saat survei dilakukan dan terpilih secara acak dan proposional di 34 provinsi.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat (multi-stage random sampling) hingga unit keluarga. Pemilihan individu responden di dalam keluarga terpilih
Adapun hasil survei ini memiliki Margin of Error +/- 2.3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dalam survei ini pengambilan data dilakukan dengan mengunakan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) oleh enumerator yang telah dilatih dengan instrumen kuesioner. Satu pewawancara bertugas untuk 1 desa/kelurahan dan mewawancarai 10 responden.
Pengumpulan data dilakukan pada 29 Desember 2021 sd -13 Januari 2022. Kendali kualitas dilakukan secara random terhadap 58% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check), penyaksian wawancara atau pengecekan via telepon. Suhamdani