“Animo masyarakat yang ingin mendaftar haji memang tetap ada. Meski pandemi tetap ada pendaftarnya. Karena memang niatnya untuk beribadah,” ujar Anif.
Dia menerangkan, di Jawa Tengah, calon jemaah haji yang mendaftar memiliki waktu antrean sekitar 30 tahun. Kuota per kota atau kabupaten di Jawa Tengah juga tidak dibagi. Dalam kondisi normal alias sebelum pandemi, kuota haji di Jawa Tengah sekitar 30 ribu jamaah.
Lebih jauh, Anif menuturkan jumlah pendaftar haji dari Kota Sukses tak sebanyak daerah lain se eks Karesidenan Surakarta. Meski begitu, beberapa waktu lalu ada rombongan warga yang mendaftar bersama-sama untuk berangkat haji.
“Beberapa hari lalu dalam satu hari ada 52 orang yang daftar. Rombongan dari Kecamatan Purwantoro,” kata dia.
Menurut Anif, bagi warga yang sebenarnya sudah memiliki niat dan uang untuk berangkat haji sebaiknya bisa segera mendaftar, tak perlu menunggu teman-temannya. Meski begitu, kemungkinan rombongan itu kemungkinan bakal berangkat ibadah bersama, sekitar 30 tahun lagi jika hitung-hitungan kondisi normal.
Dari informasi yang didapatnya, ada terobosan yang dilakukan Arab Saudi dengan perluasan area Masjidil Haram dan juga Mina (bangunan ditingkat). Dengan begitu, jamaah haji yang melakukan ibadah jumlahnya bisa lebih banyak.
“Kalau jumlah jamaahnya bisa lebih banyak, ada potensi juga pemberangkatan haji bisa lebih cepat,” kata Anif. Aris
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :[email protected]
- Kontak : [email protected]