JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dua tahun sudah sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, Pemerintah menerapkan prokes dengan ketat, salah satunya adalah kewajiban memakai masker.
Namun kenyataannya, dalam beberapa waktu terakhir muncu kabar beberapa negara Eropa sudah tidak mewajibkan warganya menggunakan masker.
Sama-sama virusnya, mengapa bisa berbeda sikap dan penanganannya?
Perbedaan tersebut, salah satunya terjadi karena cakupan vaksin Covid-19 di negara tersebut telah lebih dari 90 persen.
Mengenai hal itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menjelaskan, bahwa Pemerintah Indonesia dari awal sudah mempunyai startegi sendiri.
“Kita menggunakan strategi berlapis. Tidak cukup satu strategi saja untuk menyelesaikan masalah. Strategi paling utama adalah 3M, 3T dan Vaksinasi Covid-19,” ungkapnya pada siaran Radio RRI, Jumat (25/2/2022) seperti dilansir dari Tribunnews.
Strategi pertama yaitu penerapan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Cara ini diterapkan untuk mencegah virus masuk ke dalam tubuh manusia.
Kalau pun virus sampai masuk, maka strategi kedua yaitu dengan vaksinansi Covid-19.
Setelah vaksin pun masyarakat diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan. Selama WHO masih menyatakan pademi, maka pemerintah akan terus menjalankan upaya startegi dalam konteks pademi.
“Beberapa negara yang melonggarkan prokes bukan tanpa risiko. Mereka juga mengalami lonjakan kasus dan angka kematian lebih tinggi ketika ada pelonggaran prokes,” kata Sonny lagi. Selvia Safitri