JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Disambati Petani Sragen Harga Gabah Murah, Jawaban Dirjen Kementan: Petani Tangguh Tidak Akan Ngeluh!

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi saat hadir di Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kunjungan Komisi IV DPR RI ke kawasan pertanian di Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022) menyisakan cerita menyesakkan.

Cerita itu hadir saat sesi dialog interaktif antara petani dengan pejabat pusat baik DPR RI maupun Kementerian Pertanian.

Sang Menteri memang tidak hadir dan diwakili oleh Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi di forum yang dihadiri rombongan anggota Komisi IV DPR RI yang dipimpin Dedi Mulyadi.

Sang Dirjen hari itu memang tak cukup bersahabat dengan keluhan petani. Dari beberapa problem yang diutarakan petani, ia membalas dengan sangat enteng.

Tak hanya soal pupuk bersubsidi yang dinilai kebutuhan petani 1 ton 1 hektare terlalu boros, Dirjen juga memberi jawaban mengejutkan saat dicurhat soal anjloknya harga gabah saat panen raya tiba.

Harga gabah kering panen MT 1 di bawah Rp 4.000 Pak. Kami harap lahan satu hektare kalau kita kalkulasi modalnya sudah Rp 28 juta. Kadang lakunya cuma Rp 24 sampai Rp 25 juta. Kalau bisa harga gabah dinaikkan berapa lah pak biar kami untung,” ujar Ketua Gapoktan Jetak, Sidoharjo, Didik Sunardi saat menyampaikan keluhannya di depan forum.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Mendengar itu, Dedi Mulyadi kemudian menanyakan berapa harga gabah yang diinginkan petani agar mendapat untung.

Didik kemudian menjawab pemerintah yang lebih tahu dan paham. Yang jelas ia dan petani lainnya hanya ingin agar saat panen raya, harga gabah bisa distabilkan sehingga petani tak merugi.

“Kalau dibeli Rp 700.000 per kuintal (Rp 7000/kg) mau nggak?,” tanya Dedi.

Didik pun hanya menjawab berapapun yang terpenting di atas Rp 5.000 perkilogram. Harapan itu dikarenakan selama ini petani selalu dihadapkan pada situasi serba sulit.

Yakni saat pemupukan, harga pupuk mahal dan jatah pupuk subsidi sangat jauh dari kebutuhan. Namun saat panen raya, harga gabah yang diharapkan tinggi selalu anjlok.

Baca Juga :  Paguyuban Sahabat Dangkel Bagikan Paket Sembako di Bulan Ramadhan 1445 H Untuk Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu Hingga Anak Yatim di Sragen, Kades Purwosuman: Paguyuban Yang Kompak dan Solid Membantu Warga

“Nah. Itu gimana Pak Dirjen, carikan jalan,” ujar Dedi melempar waktu kepada Dirjen untuk menjawab keluhan soal harga gabah.

Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi pun melontarkan jawaban tak terduga. Alih-alih menjawab normatif, ia justru menyampaikan jawaban agar petani tidak perlu mengeluh soal harga anjlok.

“Petani tangguh pasti sadar harga naik harga turun dan tidak akan ngeluh,” paparnya.

Suwandi berargumen harga gabah itu terjadi karena dampak akibat. Menurutnya tidak perlu diresahkan ketika harga gabah saat panen anjlok.

“Buat apa meresahkan. Kami berharap petani itu kalau bisa jadi pembuat harga, bukan penerima harga,” katanya.

Ia kemudian menyampaikan produksi gabah di Sragen minimal 6 ton. Selama ini Sragen juga sudah bisa ekspor beras ke Dubai.

“Ini ada permintaan beras ke timur tengah dan Cina jumlahnya cukup besar. Eksportirnya mana,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com