Kemudian warga diminta menganggap Covid-19 sudah tidak ada dan tak perlu memikirkan Omicron. Bupati menyebut memakai masker hanya untuk patut-patut saja.
Berikut cuplikan sambutannya:
“Yang penting dijaga awakke dewe-dewe ngono wae ya. Rasah gagas Omicron, opo gagas Covid. Anggapen wes ora enek ya. Mung nganggo patut-patut ya nganggo masker, ngono wae ya. Insya Allah karena Omicron mung koyo pilek-pilek biasa. Ora sah wedi-wedi. Wes ora sah ngopo-ngopo. Mengko nek ono sing pilek, neng ngomah. Neng ngomah rasah diprikso sek. Rasah prikso nangdi-nangdi sek ya. Neng ngomah ngono wae. Mengko telung dino madhang, wareg, duwe duit, sehat”.
Sontak, video berisi sambutan kontroversial itu langsung menuai reaksi pro kontra di kalangan warga net.
Ada yang mendukung bahasa bupati sehingga warga tak panik, namun tak sedikit yang menyayangkan karena dinilai bisa memicu keabaian warga dan memicu kenaikan kasus Covid-19.
Bupati menyampaikan video tersebut memang video dirinya saat menyampaikan pesan ketika menghadiri hajatan di Desa Waru, Kecamatan Kebakramat, Minggu kemarin.
Yuli mengaku bahwa hal tersebut adalah metode bahasa atau komunikasi yang dilakukannya agar masyarakat tidak panik menghadapi covid 19 atau Omicron. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com