Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mahasiswa KKN UNS Manfaatkan Cabai Tidak Layak Konsumsi sebagai Bahan Utama Pembuatan Pestisida Nabati

Tim KKN UNS114 mengadakan kegiatan “Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dengan Bahan Utama Cabai. Foto: Dok Tim KKN UNS114

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM –- Tim KKN UNS114 mengadakan kegiatan “Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dengan Bahan Utama Cabai”. Sementara itu, bahan organik penunjang yang digunakan antara lain air, tembakau, dan lidah buaya. Pelatihan tersebut dilaksanakan secara luring di halaman Sekretariat Kelompok Tani “Sido Luhur” pada Senin (14/02/2022) sore dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Meskipun cuaca gerimis, tidak menyurutkan semangat dan antusias para peserta yang berasal dari kelompok wanita tani di Desa Cabeyan, Bendosari, Sukoharjo.Ijem, anggota kelompok tani wanita, merespon positif adanya pelatihan pembuatan pestisida yang diadakan oleh KKN UNS.

“Pelatihan seperti ini bagus untuk para petani. Kebetulan kan cabai di sini juga banyak yang rusak jadi bisa dimanfaatkan. Semoga pestisida nabatinya dapat berhasil dan bisa bermanfaat untuk para petani di Cabeyan” Ucapnya.

Kegiatan ini diawali dengan penjelasan singkat mengenai pestisida nabati yang akan dibuat mulai dari bahan sampai dengan manfaatnya untuk tanaman. Adapun cara membuatnya dimulai dari menyiapkan air pada wadah. Kemudian menghaluskan lidah buaya dan cabai dengan cara diiris kecil dan diulek kasar.

Setelah itu, semua bahan dimasukkan kedalam wadah yang telah diisi air. Selanjutnya memasukkan tembakau dan diaduk dengan rata. Langkah terakhir, wadah ditutup rapat dan difermentasikan selama 5–7 hari.

Kemudian kegiatan pelatihan dilanjutkan satu minggu setelahnya atau lebih tepatnya 7 hari setelah proses fermentasi. Pestisida yang telah difermentasikan lalu disaring dan dikemas dalam botol berukuran setengah liter. Setelah proses pengemasan, pestisida yang sudah jadi selanjutnya dibagikan kepada anggota Kelompok Tani “Sido Luhur” yang telah mengikuti pelatihan pembuatan pestisida nabati.

Desa Cabeyan termasuk desa yang sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian dan perkebunan. Hal itu membuat banyak warga memanfaatkannya untukbercocok tanam sekaligus sebagai sumber mata pencaharian. Di sisi lain, Cabeyan dikenal sebagai pemasok cabai di salah satu rumah makan yang cukup populer yaitu Serba Sambal. Namun, ketika musim penghujan banyak tanaman cabai yang tidak bisa dipanen karena busuk buah sehingga hal tersebut cukup berdampak bagi petani di Desa Cabeyan.

“Banyak pohon cabai yang tidak bisa dipanen buahnya, hal tersebut disebabkan oleh musim penghujan yang memang kurang cocok untuk tanaman cabai”, Ujar Kepala Dusun Cabeyan, Turut.

Selain itu, serangan hama pada tanaman petani juga sulit sekali dihindari. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan diadakan pelatihan pembuatan pestisida ramah lingkungan dengan memanfaatkan cabai yang tidak layak panen atau konsumsi sebagai salah satu bahan bakunya.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar para petani dapat memahami apa itu pestisida nabati ekstrak cabai, memanfaatkan cabai tidak layak panen agar tidak terbuang sia-sia, serta memahami bagaimana cara pembuatan pestisida nabati tersebut”, ungkap Dias selaku penanggung jawab pelatihan tersebut.

Pembuatan pestisida nabati ini juga dapat bertujuan untuk membasmi dan mengendalikan hama serta penyakit yang dapat menyerang tanaman. Pestisida nabati ini menggunakan bahan organik yang diharapkan tidak mencemari lingkungan dan tetap berkhasiat untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman. Dias juga menambahkan bahwa bahan-bahan yang digunakan relatif mudah dicari dan cara pembuatannya sederhana sehinggadapat memudahkan anggota kelompok tani untuk mengaplikasikannya.

“Adanya inovasi pestisida nabati dari cabai yang tidak layak pakai ini bagus. Memang kalau bisa obat tanaman itu jangan pakai kimia terus karena bisa merusak tanah. Saya berharap pestisida nabati ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi petani di Dusun Cabeyan,” tutur Supriyadi selaku Ketua Kelompok Tani “Sido Makmur”. *

Exit mobile version