YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berita mengejutkan datang dari Provinsi DIY.
Di tengah normalnya kunjungan wisatawan, Pemprov DIY mengumumkan ledakan kasus harian Covid-19 menjelang pertengahan Februari ini.
“Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY hari ini ada sebanyak 1.065 kasus, kasus aktif menjadi 4.648 kasus,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih, Sabtu (12/2/2022).
Dijelaskan, DIY saat ini tengah menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Namun wisata terus berjalan dengan pembatasan kunjungan maksimal 25 persen.
Sumbangan kasus Covid-19 ini berasal dari seluruh kabupaten/kota di DIY. Dari Kota Yogyakarta ada 211 kasus, Kabupaten Bantul ada 241 kasus, Kabupaten Kulon Progo 89 kasus, Kabupaten Gunungkidul ada 18 kasus dan terbanyak dari Kabupaten Sleman 506 kasus.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan sebagai langkah menekan kasus semakin menggila, ia telah menginstruksikan seluruh pengurus wilayah mengaktifkan kembali posko PPKM Mikro.
“Posko ini untuk melakukan pengawasan di tingkat lingkungan, terutama ketika terjadi mobilitas masyarakat atau saat ada temuan kasus Covid-19,” kata dia.
Pemerintah Kota Yogya juga telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri di setiap kelurahan untuk membantu upaya penegakan protokol kesehatan kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.
“Kami akan mulai ada langkah-langkah pembatasan jumlah masyarakat dalam aktivitas ruang publik, termasuk hajatan, even, jangan sampai berkerumun,” kata Heroe.
Monitoring wisatawan melalui one gate system atau skrining bus wisata juga lebih diketatkan.
“Seluruh bus pariwisata yang masuk Kota Yogya wajib melalui Terminal Induk Giwangan dan penumpang hingga kru wajib menjalani pemeriksaan syarat dokumen perjalanan,” kata Heroe.
Di tengah ledakan kasus ini, Heroe mewanti-wanti jangan sampai aktivitas wisata menjadi klaster yang memperparah penularan di Yogyakarta.
“Kamu juga melibatkan kepolisian terutama monitoring dan menertibkan parkir bus wisata liar, karena bus ini tidak terpantau dan berpotensi menimbulkan kerumunan massa,” kata dia.
