JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Meski Konon Dampaknya Tak Seberat Covid-19, 66,8 Persen Masyarakat Khawatir Terpapar Omicron

Ilustrasi varian Omicron / republika
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Munculnya varian Omicron sempat menyebabkan kekhawatiran masyarakat.

Namun demikian, ada sebagian pihak yang menganggap varian ini dampaknya tak seberat Covid-19, meski penularannya cepat.

Sebenarnya bagaimana reaksi masyarakat secara umum terhadap kemunculan Omicron ini?

Terkait hal itu, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tentang sikap publik terhadap Covid-19 varian Omicron.

Hasilnya, sebanyak 66,8 persen responden mengaku khawatir terinfeksi varian Omicron.

Awalnya, responden diberi pertanyaan apakah mengetahui varian Omicron atau tidak. Lalu, 86,3 persen responden menjawab sudah mendengar sejumlah warga negara Indonesia (WNI) tertular varian Omicron.

“Mayoritas tahu (86,3 persen), dan di antara yang tahu mayoritas merasa cukup atau sangat khawatir terpapar varian Omicron (66,8 persen), atau setara dengan 57,6 persen dari total populasi,” jelas Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida, dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (20/2/2022).

Baca Juga :  Bukti Lebih dari Cukup, Hamdan Zoelva Yakin MK Bakal Kabulkan Gugatan Anies-Muhaimin

Adapun 66,8 persen responden yang khawatir itu terdiri dari, 41 persen menjawab cukup khawatir dan 25,8 persen sangat khawatir. Selain itu, ada 28,5 persen responden yang menjawab biasa saja.

“2,2 persen responden menjawab tidak khawatir, 1,7 persen tidak khawatir sama sekali,” ucap Rizka.

Dia menyampaikan berdasarkan sosio demografi, hanya 38,4 persen warga DKI Jakarta yang menjawab khawatir terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Sedangkan, 56 persen warga Jakarta merasa biasa saja dengan kehadiran varian Omicron.

“Mayoritas (responden) tahu (varian Omicron), dari yang tahu mayoritas cukup/sangat khawatir terpapar varian Omicron, kecuali warga DKI yang umumnya merasa biasa saja,” kata Rizka.

Baca Juga :  Dituduh Catut Nama Dosen Malaysia, Ini Bantahan Dekan UNAS

Sebagai informasi, survei dilakukan 15 sampai 17 Februari 2022. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat smartphone, sekitar 69 persen dari total populasi nasional.

Dari populasi tersebut, diperoleh sampel secara acak sebanyak 626 respondenyang mengisi kuesioner secara online (computer assisted web interviewing).

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 626 respondenmemiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±4.0 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Proses survei online ini terdiri dari empat tahapan utama yakni. Mulai dari, random recruitment, pemberian kode akses yang unik, screening, dan web interviewing. #liputan6

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com