Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Museum Keris Brojobuwono Karanganyar, Diakui Dunia, Pernah Dikunjungi Bung Karno

Salah satu sudut di Museum keris Brojobuwono, Karanganyar / Foto: Efa Yunita sari

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Bagi Anda yang berkunjung ke Kabupaten Karanganyar, tidak ada salahnya mampir ke museum keris Brojobuwono.

Pasalnya, museum ini memiliki ratusan koleksi keris-keris kuno dari zaman dahulu. Awalnya,  keris di museum tersebut merupakan koleksi pribadi dari berbagai daerah di Indonesia.

Ada keris Bali, Sumatera, Lombok, keris Jawa Barat, dan lain-lain.

Museum Keris Brojobuwono terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Berada di tengah-tengah permukiman warga, museum ini memiliki suasana nyaman dan tenang. Meskipun berada di pedesaan, namun museum Brojobuwono mendapat pengakuan dari UNESCO pada 25 November 2005.

Sebelum menjadi museum pada tahun 2013, kompleks ini sudah menjadi pedepokan pembuatan keris sudah sejak zaman dahulu.

“Kalau museum ini berdiri tahun 2013, tapi itu proses penempaan, pembuatan keris atau tombak atau mando sejak zaman dulu,” ujar Sardi, seorang panjak, Rabu (9/2/2022).

Tugas dari panjak atau pembantu empu yaitu menyiapkan bahan-bahan dalam pembuatan keris dan melakukan penataan pamor yang akan dibuat.

Pembuatan keris di museum Brojobuwono dilakukan oleh Empu Basuki Teguh Yuwono. Empu Basuki merupakan empu termuda di Indonesia. Dia melanjutkan profesi sang kakek yang juga seorang empu.

Keris yang dipajang dalam museum ini merupakan koleksi pribadi Empu Basuki. Terdapat berbagai keris dari zaman dahulu hingga kini. Terdapat keris abad ke-7 M, abad ke-13 M, dan keris-keris bersejarah lainnya.

Keris Brojobuwono ini merupakan benda budaya dan pusaka sehingga tidak diperjual-belikan dengan mudah.

“Kalau seperti ini Mbak, keris itu sebuah benda budaya dan sebagai pusaka. Seperti pejabat-pejabat, pak Presiden selain Bung Karno itu pesannya keris dari sini,” kata Sardi

Proses pembuatan keris Brojobuwono memakan waktu yang tidak sebentar. Paling cepat memakan waktu enam bulan, pembuatannya dilakukan seperti empu zaman dahulu. Sebelum proses pembuatan, dilakukan upacara ritual sebelum bahan dibuat. Pembuatan keris dilakukan sesuai hari yang sudah ditentukan oleh Empu Basuki. Selesai pembuatan keris, akan dilakukan kirab dan pemesan berhak mendapatkan sertifikat.

 

Tidak seperti pedepokan lain, di sini jika ingin memperoleh atau membeli keris harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pemesan keris tidak hanya datang dari Indonesia melainkan dari luar negeri, seperti Belanda dan Prancis. Harga keris di sini ditentukan oleh harga pasaran dunia. Tidak heran jika satu keris mencapai harga ratusan juta rupiah.

Di sisi lain, museum ini juga menyimpan ruangan khusus fosil. Terdapat fosil kepala gajah, kepala kuda nil, tulang cacing hingga fosil labu.

Ada pula koleksi buku karya empu Basuki di pajang sebelum pintu masuk museum. Buku-buku tersebut merupakan hasil karya empu Basuki setelah melakukan banyak penelitian-penelitian mendalam mengenai keris.

Museum Keris Brojobuwono merupakan museum pribadi milik empu Basuki Teguh Yuwono sehingga museum ini belum dikenai tarif masuk atau gratis. Museum ini buka setiap hari Selasa-Minggu.

“Ini masih gratis Mbak, nanti mungkin kalau sudah berjalan, mungkin ya nanti dikarciskan seperti itu. Museum buka setiap hari, kecuali hari senin libur. Buka jam delapan sampai jam empat sore,” ujar Sardi menutup perbincangan.  Efa Yunita Sari

Exit mobile version