Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Prihatin 22 Petani Sragen Tewas Kesetrum Jebakan Tikus, Dedi Mulyadi Sindir Habis Pemerintah. “Giliran Panen Berhasil Pejabat Rame-Rame Datang!”

Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi saat berdialog dengan petani dalam kunjungan meninjau kawasan pertanian untuk penanggulangan hama tikus di Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Komisi IV DPR RI mendesak pemerintah melalui Kementerian Pertanian bisa lebih berempati dan peduli mencarikan solusi untuk menangani hama tikus yang kini merajalela di Sragen.

Desakan itu dilontarkan menyusul tragedi pemakaian setrum jebakan tikus yang sudah merenggut 22 nyawa petani Sragen dalam kurun 2 tahun terakhir.

Setrum jebakan tikus yang meski berbahaya, terpaksa dipakai petani lantaran dipandang cara terakhir yang pakai efektif untuk mengatasi tikus.

Desakan itu dilontarkan Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi saat bersama rombongan anggota komisinya meninjau kawasan pertanian untuk pengendalian hama tikus di Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022).

Saat menyampaikan sambutan, mantan Bupati Purwakarta itu mengatakan kunjungan ke Sragen itu sebagai respon atas banyaknya petani korban tewas akibat pemakaian setrum jebakan tikus.

Karenanya, kunjungan itu dimaksudkan untuk memberikan penegasan kepada pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Dirjen Tanaman Pangan agar segera melakukan percepatan penanganan hama tikus.

“Kementerian Pertanian agar lebih komprehensif dalam melakukan upaya percepatan penanganan hama. Ada tikus merajalela, cepat semua petugas bergerak cari solusinya. Jangan nunggu sampai orang pasang setrum,” paparnya.

Legislator asal Partai Golkar itu mengaku prihatin dengan apa yang menimpa petani di Sragen.

Menurutnya, kematian petani akibat memakai setrum jebakan tikus tidak perlu terjadi apabila pihak terkait segera merespon mencarikan solusi yang efektif.

“Peristiwa-peristiwa yang terjadi seperti penanganan hama tikus dengan menggunakan listrik yang tidak direkomendasi itu tidak boleh terulang lagi. Tapi Dirjen dan pemerintah juga harus memberi solusi yang aman dan efektif untuk petani,” terangnya.

Dedi memandang harus ada kesungguhan dari Dirjen tanaman pangan untuk menyikapi setiap persoalan hama pertanian.

Menurutnya harus ada antisipasi ke depan terkait pencegahan dan penanggulangan hama. Sehingga keberpihakan pemerintah terhadap nasib petani itu benar-benar dirasakan.

“Jadi harus ada keberpihakan ke petani. Jangan giliran panen berhasil pejabat ramai-ramai datang, giliran ada masalah hama, nggak ada pejabat yang mau datang. Petani itu sudah kalau mau panen harga jatuh, pas mau pupuk harga melambung,” ujar Dedi.

Sementara, menyikapi fenomena hama tikus, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi yang hadir mengatakan sebenarnya Kementan sudah membahas solusi-solusi mengatasi hama pertikusan.

Menurutnya ada beberapa solusi yang sebenarnya bisa dilakukan oleh petani dan relatif aman.

Di antaranya penyeragaman pola tanam, pembersihan pematang, penanaman tanaman pengusir tikus di pematang, pemakaian bio pestisida, pemberian umpan, gropyokan serentak hingga penggunaan asap atau belerang.

“Kondisi sekarang, penggunakan listrik untuk jebakan tikus tidak dianjurkan. Silakan sudah ada solusi tadi, bisa dipilih,” ujarnya. Wardoyo

Exit mobile version