“Kami berharap bincang pendidikan ini bisa menjadi motivasi agar Djama’atul Ichwan menjadi lembaga pendidikan yang adaftif di era merdeka belajar, sehingga melahirkan alumni yang memiliki religius, leadership dan altruisme, ” harapnya, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Pembicara bincang pendidikan, Suharno, menyampaikan materi dengan interaktif, komunikatif dan inspiratif, mampu menghadirkan suasana yang antusias dan fun.
Dalam paparannya, Suharno mengatakan lembaga pendidikan di era kekinian harus adaftif dengan lingkungan dan jangan hanya terpaku membangun sarana fisik seperti gedung sekolah semata, namun lupa menyiapkan SDM kompeten dan open mind terhadap perubahan.
“Gedung sekolah yang megah dan mewah bisa jadi besok tinggal jadi museum, karena di masa depan belajar dan proses pembelajaran tidak terpaku pada ruang kelas, namun bisa di mana dan kapan pun, ” ungkapnya.
Suharno mengingat bahwa pola interaksi dan proses pembelajaran antara guru dan siswa telah berubah. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi klasikal. Guru harus memahami gaya belajar dan gaya berfikir siswa yang beragam.
“Siswa yang saat ini duduk di SD maupun SMP adalah generasi Z dan generasi alpha yang akrab dengan teknologi digital. Maka cara dan model pembelajaran juga harus diubah. Peran dan fungsi guru adalah Para guru bertindaklah sebagai trainer, mentor dan coach bagi siswanya, ” pesannya mewanti-wanti.
Setelah acara tanya jawab, Suharno, membagikan buku hasil karyanya Strategi Efektif Membangun Personal Branding kepada peserta yang aktif dalam kegiatan bincang bisnis. Suhamdani
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com