SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ceramah ustadz Khalid Basalamah yang mengharamkan wayang dan meminta wayang dimusnahkan, menuai reaksi keras dari kalangan seniman pedalangan Sragen.
Merasa terusik dengan ceramah kontroversial itu, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Sragen menyatakan sikap tegas menolak pemusnahan wayang.
Tidak hanya itu, sejumlah pengurus Pepadi Sragen dan Provinsi Jateng serta dalang senior memutuskan bergerak untuk melaporkan Ustadz Khalid ke Bareskrim Polri.
Mereka bertolak dari Sragen menuju Jakarta, Minggu (20/2/2022) malam ini.
Di Jakarta, mereka dijadwalkan akan berkumpul dengan pengurus Pepadi pusat untuk bersatu melapor ke Bareskrim Polri, Senin (21/2/2022) besok.
Ketua Pepadi Sragen, Ki Sunarto Wiroyudo mengatakan ada 12 pengurus Pepadi Sragen, dalang senior, seniwati hingg dalang muda yang berangkat ke Jakarta.
“Malam ini, Insya Allah kita akan berangkat ke Jakarta. Kita satu garis komando dengan Pepadi pusat besok akan kumpul di Jakarta untuk melaporkan ustadz Khalid Basalamah ke Bareskrim Polri besok. Karena ceramahnya sudah sangat mengusik ketentraman kami sebagai warga negara dan seniman pelaku seni pedalangan,” paparnya di sela persiapan keberangkatan ke Jakarta dari Sragen, Minggu (21/2/2022) malam.
Rombongan bertolak dari Sanggar Bromastra di Mojo Wetan, Sragen Kulon. Mereka akan menempuh perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan satu minibus Hiace yang dipinjami oleh salah satu dalang.
Sunarto menguraikan gerakan itu dilakukan sebagai wujud keprihatinan atas pernyataan ustadz Khalid dalam ceramahnya soal wayang yang belakangan menjadi sorotan.
Memantik Keresahan Dalang
Menurutnya ada tiga poin yang memantik keresahan kalangan seniman utamanya dalang. Yakni pernyataan soal wayang haram, wayang harus dimusnahkan dan taubatan nasuha bagi dalang.
“Kalau dianggap wayang haram yang menentukan kan MUI (majelis ulama Indonesia). Kami para seniman dan praktisi seni dalang kami semua, sudah silaturahim ke MUI dan nyatanya sampai sekarang tidak ada fatwanya,” urainya.
Menurutnya, ceramah Khalid itu juga sudah mengusik ketentraman pelaku seni pedalangan.
Padahal ada jutaan orang yang selama ini mengantungkan nafkah dari seni dalang dan wayang. Sehingga Pepadi Sragen menolak tegas jika wayang sampai dimusnahkan.
“Wayang ini sebuah karya jadi tidak sepantasnya memusnahkan. Lalu dalang diminta taubatan nasuha, dalang itu kan sebuah profesi. Tidak ubahnya seperti dokter, wartawan dan lainnya,” imbuhnya.
Tidak kalah penting, Sunarto mengajak rekan-rekan seniman dalang lainnya agar tergugah rasa dan ikut bergerak mendukung langkah Pepadi daerah hingga pusat.
Sebab Pepadi adalah organisasi profesi yang memiliki legal formal dan selama ini apa yang dilakukan para seniman dalang diyakini tidak menyalahi hukum tapi justru untuk kemaslahatan orang banyak.
Warisan Budaya Diakui Unesco
Bendahara 3 Pepadi Jateng, Ki Medhot Sudarsono menyampaikan Pepadi Jawa Tengah mendorong dan memfasilitasi keinginan Pepadi Sragen yang melakukan pergerakan berangkat ke Jakarta untuk pelaporan.
Menurutnya dukungan diberikan lantaran saat ini kalangan dalang dilanda kegelisahan akibat ceramah Ustadz Khalid.
“Kita dari Pepadi Jawa Tengah siap memfasilitasi, kita dukung dan kita antarkan ke Jakarta. Persoalan nanti bagaimana hasilnya, yang penting kami sudah ikhtiar. Karena munculnya ungkapan wayang mau dimusnahkan itu sudah menimbulkan kekhawatiran tersendiri Sebab wayang ini adalah warisan budaya yang sudah diakui Unesco pada 2004 dan pemerintah Indonesia juga sudah menetapkan tanggal 7 November sebagai hari wayang nasional. Kalau dunia saya sudah mengakui dan negara memberi dukungan, lha kok wayang mau dimusnahkan, salahnya apa coba,” tandasnya. Wardoyo