Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Update Covid-19 Sragen Hari Ini, Tambah 105 Warga Positif dan 2 Meninggal Dunia!

Menko Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Bupati Sragen saat menyambangi isolasi terpusat pasien covid-19 di Technopark Sragen, Kamis (5/8/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Sragen ditandai dengan terus meningkatnya laju kasus positif.

Hari ini, Minggu (20/2/2022), sebanyak 105 warga Sragen dinyatakan positif terpapar Covid-19. Dua warga juga dilaporkan meninggal dunia dengan diagnosa positif terkonfirmasi.

Tambahan 105 kasus itu membuat angka kasus Covid-19 aktif di Sragen mencapai 546 sampai hari ini.

Berdasarkan data terbaru covid-19 yang dilansir website resmi corona.sragenkab.go.id, hingga Nunggu (20/2/2022) petang, jumlah kasus positif aktif terdiri dari 419 orang tanpa gejala dan 127 dalam perawatan atau simptomatis.

Kemudian jumlah kasus aktif total mencapai 546 orang. Kemudian jumlah total kasus sejak awal pandemi mencapai 17.577 orang.

Dari jumlah itu. 15.624 pasien dinyatakan sudah sembuh. Kemudian ada 1.407 pasien positif yang meninggal dunia.

Kenaikan kasus positif dalam beberapa waktu terakhir salah satunya dipengaruhi karena gencarnya tracing yang dilakukan terhadap kontak erat dari temuan kasus positif.

“Setiap satu temuan kasus positif, kita langsung tindaklanjuti dengan tracing minimal 20 sampai 30 orang di lingkungannya yang kontak erat,” terang Sekretaris DKK, Fanni Fandani.

Meningkatnya angka positif harian di Sragen itu tak lepas dari cepatnya penyebaran. Mayoritas kasus positif yang ditemukan adalah klaster keluarga.

Untuk varian Omicron, sampai saat ini belum ditemukan di Sragen. Meski beberapa sampel pasien sudah dikirim ke Jakarta, sampai hari ini belum ada satupun yang dinyatakan positif Omicron.

Atas kondisi itu, pihaknya menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga Prokes. Yakni dengan menjaga jarak, pakai masker, cuci tangan, mengindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Kalau yang meninggal biasanya ada komorbid atau penyakit penyerta,” imbuhnya. Wardoyo

Exit mobile version