SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah warga kecamatan Masaran, Sragen ramai-ramai turun menggelar aksi demo di tengah Jalan Raya Sragen- Solo tepatnya di pertigaan Kauman, Kecamatan Masaran, Senin (21/3/2022).
Mereka menuntut agar dilakukan pembongkaran marka jalan di wilayah tersebut dan dilakukan pembenahan ulang.
Selain tidak presisi, kondisi penyeberangan yang sangat tidak layak, membuat lokasi di wilayah Kauman sering memicu kecelakaan dan sudah banyak merenggut nyawa.
Dalam aksi tersebut, warga juga rame rame membawa tulisan yang berbunyi
“Bongkar Marka Jalan” dan “Lebarkan dan Luruskan” serta “Marka Jalan Makan Korban”.
Eko (40) salah satu warga Gebang, Masaran, Sragen yang ikut aksi menyampaikan kondisi marka di Kauman sangat membahayakan.
Karena marka yang tidak presisi dan tidak pas dengan pertigaan jalan, sehingga sering mengakibatkan kecelakaan maut.
“Masalahnya ini (Marka) batas jalan ini tidak lurus jalan tembusannya. Sehingga sering makan korban kecelakaan, jadi mobil itu sekali putar tidak jadi. Harus mundur lagi satu sampai 2 kali baru bisa masuk, kayak mobil truk tronton tidak bisa masuk, puternya susah dan sering bikin kecelakaan maut terutama sepeda motor,” kata Eko kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (21/3/2022).
Eko membeberkan dalam waktu dekat ini selama 2 minggu sudah 4 orang menjadi korban dan 2 orang meninggal dunia di lokasi tersebut.
Rata-rata kecelakaan melibatkan pengendara motor di tabrak mobil. Pemicunya tidak lain karena akses saat menyeberang yang kurang mendukung.
“Lebarnya akses jalan ini juga dan motor ini juga suka nyelonong karena mobil sering menutupi,” bebernya.
Kondisi marka maut di Kauman juga menuai sorotan dari tokoh asal Masaran, Budiono Rahmadi. Ia juga menilai a juga kondisi marka jalan tidak presisi itu menjadi biang yang kerap mengakibatkan kecelakaan.
“Ini tidak presisi dan ini otomatis mengecilkan akses jalan ini. Ada tingkat kesulitan di sini dan harusnya dibesarkan dan akses jalan dari sana diperlebar. Kalau perlu ditambah lampu hati-hati. Kalau bikin ini akses kayak gini hasilnya jadi sulit, apalagi kita muatnya fuso dan kontainer,” katanya.
Menurut Budiono, sudah sejak lama sebenarnya banyak warga menginginkan ada perbaikan ulang dan dilakukan sesuai jalan pertigaan yang ada.
Desakan itu tak lepas dari kerawanan kondisi marka yang sudah banyak merenggut korban nyawa.
“Jalan ini harusnya kita diperluas dan diperlebar, dibuka ini bukan untuk segelintir orang tapi ini untuk masyarakat umum. Pembukaan batas jalan tengah itu kurang presisi,” jelasnya.
Warga lain, Suyadi Kurniawan menambahkan aksi pembongkaran paksa dilakukan demi menyelamatkan kepentingan banyak dan menghentikan korban jiwa.
“Tuntutan warga, akses itu harus dibongkar atau diluruskan sehingga sejajar jalan. Yang penting nyeklek kayak gitu karena sangat membahayakan pengendara,” tandasnya. Wardoyo