Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Dampak Zona Kuning Masuk LSD, Bisnis Perumahan di Sragen Terancam Makin Suram. Developer Mulai Ketar-Ketir

Giana Saputra. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keputusan Menteri ATR/BPN terkait penetapan lahan sawah dilindungi (LSD) tidak hanya mengancam kelangsungan investasi.

Namun juga berdampak buruk terhadap bisnis properti atau perumahan. Banyaknya lahan zona kuning atau kawasan perumahan yang ternyata masuk dalam LSD, membuat para pengembang perumahan terancam gagal membangun perumahan di lahan yang sudah mereka beli.

Hal itu disampaikan Sekretaris APPS, Gimana Saputra kepada wartawan di Sragen, Kamis (24/3/2022). Ia tak menampik adanya pergeseran LSD memang berimbas terhadap bisnis properti di Sragen.

“Di tahun ini kita terbentur dengan LSD. Sampai sekarang masih dalam pembahasan pemerintah daerah. LSD itu memang berimbas bagi teman teman APPS, Apindo, industri dan perizinan investasi yang lesu. Karena itu (LSD) sangat bertolak belakang Perda di kabupaten Sragen,” paparnya.

Ia menguraikan dampak adanya lahan zona perumahan yang masuk LSD, akhirnya berimbas proses perizinan lahan.

Karena masuk LSD, developer kesulitan mendapatkan izin untuk pengeringan lahan. Tak jarang harus terjadi tarik ulur dengan Pemkab dan BPN terkait izin lahan untuk perumahan.

Karenanya ia sangat berharap ada kajian ulang terkait LSD yang ditetapkan pemerintah pusat.

“Karena ini sudah menahan dari Januari sampai pertengahan Maret ini. Padahal kita target setiap perumahan itu 3 bulan selesai,” katanya.

Lebih lanjut, Ketua HIPMI Sragen itu menyampaikan saat ini bisnis properti di Sragen sebenarnya sudah cukup menggeliat.

Sejak diterpa pandemi di 2020, di tahun 2021 dan awal tahun 2022 ini, tren bisnis properti sudah mulai mengalami kenaikan pembeli.

Berdasarkan catatannya, di 2021 penjualan properti di Sragen sudah mulai bergerak normal dengan perumahan subsidi menjadi primadona masyarakat.

“Primadonanya di perumahan subsidi yakni di kisaran Rp 150 juta. Grade kedua yang di bawah Rp 200 juta. Pertumbuhan perumahan subsidi juga naik 25 persen. Bahkan kuota untuk Sragen sangat kurang. Per tahun kebutuhan bisa 500 unit, yang tersedia baru 300-350 unit,” jelasnya. Wardoyo

Exit mobile version