BOYOLALI,JOGLOSEMARNEWS.COM – Mencari dukun pijat di Boyolali tentu tidak akan kesulitan. Bahkan, di kota Susu tersebut terdapat sebuah kampung yang terkenal dengan sebutan Kampung Dukun Pijat.
Meskipun berkaitan dengan nama “dukun”, namun jangan berprasangka bahwa lokasinya di pelosok Boyolali.
Kampung Dukun Pijat justru berada di wilayah Boyolali Kota. Kampung Dukun pijat terletak di Dukuh Ngringin, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota.
Di sana setidaknya ada delapan orang yang berprofesi sebagai dukun pijat dari 60 KK yang ada. Jumlah itu belum terhitung dukun-dukun pijat yang masih tergolong pemula.
Lokasi dukuh ini mudah sekali dijangkau, baik dengan sepeda motor ataupun mobil. Letaknya di Jalan Boyolali-Tlatar. Dari Kota Boyolali hanya berjarak sekitar 2 kilometer ke arah utara dengan jalan aspal yang mulus.
Uniknya, keahlian warga Dukuh Ngringin, itu didapatkan turun-temurun dari orang tuanya. Yang lebih aneh lagi, ada di antaranya yang secara ajaib tiba-tiba bisa memiliki keahlian memijat.
Seperti yang dijalani Suyamti atau biasa dipanggil Mak Yamti. Meskipun ibunya dulu juga seorang dukun pijat, namun sejak muda dirinya tidak bercita-cita untuk meneruskan keahlian sang ibu.
Dia menganggap profesi dukun pijat kurang menjanjikan.
“Awalnya, saya mau diajari malah tidak mau. Saya tidak ingin menjalani profesi dukun pijat,” katanya, Kamis (17/3/2022).
Namun, takdir berkata lain. Ternyata dia bisa meneruskan memijat untuk menolong orang lain. Ini bermula saat dia kedatangan seorang ibu dari Kecamatan Ampel. Ibu yang mengalami kesleo minta dipijat olehnya.
Mak Yamti hanya terdiam. Karena tak bisa berbuat banyak, akhirnya menurut saja untuk memijat kaki ibu-ibu tersebut.
“Alhamdulillah, saya pijat dan bisa sembuh. Sejak itu, saya terus memijat orang lain yang membutuhkan jasa pijat. Mulai dari bayi hingga orang dewasa, bahkan pijat terapi untuk program hamil.”
Slamet Triyono suaminya ternyata juga berprofesi sebagai dukun pijat.
Dia mengaku hampir tiap hari ada beberapa orang yang membutuhkan urutan tangannya agar kondisinya badan kembali bugar.
Yang menarik, semua dukun pijat tidak menetapkan tarif. Juga tak ada persaingan. Berapapun uang yang diberikan oleh pengguna jasanya akan diterima dengan senang hati.
“Tak ada tarif resmi, berapapun kami syukuri. Yang penting bisa membantu orang lain.”
Anto, salah seorang warga setempat mengaku senang kampungnya dikenal sebagai Kampung Dukun Pijat.
Apalagi tidak ada persaingan di antara para dukun pijat tersebut.
“Terserah pelanggan mau pijat di mana. Toh, rejeki sudah ada yang ngatur. Jadi nggak usah berebut.” Waskita