JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kabar Baik, Bupati Sragen Bolehkan Salat Tarawih Ramadhan Ini Tanpa Jaga Jarak Lagi. Event Keagamaan dan Hajatan Dipersilakan

"Kita berharap pandemi berharap jadi endemi. Karena batuk pilek kalau dites semua ya pasti mengarah positif. Tapi bukan berarti mengabaikan, tidak waspada dan nggampangke" Bupati Sragen

Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar baik datang menjelang bulan Ramadhan. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati memastikan ramadhan tahun ini dipersilakan menggelar salat tarawih berjamaah di masjid tanpa ada pembatasan jaga jarak lagi.

Hal itu disampaikan Bupati saat memberikan pengarahan dalam acara pengukuhan pengurus FKKD Sragen di Gedung Kartini, Rabu (9/3/2022).

Ia mengatakan meski status Sragen dan Soloraya masih di PPKM level 3, namun kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan tetap boleh digelar.

Termasuk kegiatan tarawih pada bulan Ramadhan nanti, juga sudah dibolehkan digelar berjamaah di masjid maupun Musala.

“Memang pandemi belum berakhir, tapi untuk bulan ramadhan nanti silakan biar masyarakat menikmati kemeriahan bulan Ramadhan. Tidak ada lagi jaga jarak saat salat. Tapi masing-masing harus bawa alat salat sendiri dari rumah,” paparnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Tak hanya tarawih, kegiatan keagamaan di masjid selama Ramadhan juga diperkenankan.

Akan tetapi ia menekankan meski tidak lagi pakai jaga jarak, Prokes utamanya memakai masker masih harus dipatuhi.

Pelonggaran itu diberikan agar masyarakat bisa kembali menikmati dan mengisi bulan ramadhan dengan kemeriahan seperti sebelum pandemi.

“Silakan kegiatan keagamaan di masjid. Kemeriahan bulan Ramadhan silakan, tapi tetap pada koridor patuhi prokes. Tidak ada jaga jarak, namun masker harus,” jelasnya.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Bupati sangat berharap menurunnya tren penambahan kasus ini menjadi angin baik agar pandemi segera berakhir.

Diharapkan pandemi yang sudah dua tahun melanda ini nantinya bisa berubah menjadi endemi. Gejala batuk pileg yang biasanya identik dengan mengarah pada positif, nantinya diharapkan bisa menjadi gejala yang biasa.

“Kita berharap pandemi berharap jadi endemi. Karena batuk pilek kalau dites semua ya pasti mengarah positif. Tapi bukan berarti mengabaikan, tidak waspada dan nggampangke. Kades-kades sebagai pemimpin di tempat masing-masing saya minta untuk bisa memberi contoh dan penguatan,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com