JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Mengapa Indonesia Belum Mendeklarasikan Endemi?

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro / Republika
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mungkin menjadi pertanyaan bagi banyak masyarakat Indonesia ketika mengetahui negara lain sudah masuk dalam era endemi.

Sebagai manusia yang terkurung bersama pandemi selama dua tahun lebih, tentu kita rindu dengan indahnya hidup normal seperti biasa tanpa menjaga jarak, mengenakan masker, dan menghindari kerumunan.

Hingga saat ini, pemerintah belum berani mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi meskipun banyak negara lain yang sudah masuk dalam era endemi.

Reisa Broto Asmoro, sebagai juru bicara pemerintah untuk Covid-19 sekaligus duta adaptasi kebiasaan baru mengatakan bahwa penetapan status pandemi ke endemi didasari oleh kondisi Covid-19 di negara masing-masing serta melihat capaian vaksinasi di negara tersebut.

Baca Juga :  Ini Deretan Kontroversi Ketua KPU Hasyim Asy’ari, Termasuk Kasus Dugaan Asusila

Reisa menambahkan banyak aspek yang mesti dipertimbangkan guna mengubah status menjadi endemi.

Keadaan pandemi di setiap negara berbeda-beda.

“Tergantung pada kondisi daerahnya sendiri, dari cakupan vaksinasi. Jadi, belum tentu Indonesia bisa memberlakukan status yang sama persis di antara negara lain atau Indonesia,” kata Reisa dalam konferensi virtual pada Selasa (15/3/2022).

Ia menegaskan bahwa perubahan status tersebut harus dipertimbangkan dengan hati-hati, tak hanya aspek sains dan kesehatan, tetapi juga sosial, budaya dan ekonomi.

Baca Juga :  Dibanjiri Karangan Bunga Bernada Dukung Prabowo-Gibran, MK Tak Berani Pajang di Depan Gedung

Aspek-aspek tersebut harus benar-benar diperhatikan supaya langkah yang diambil dapat dengan baik dan tepat.

Reisa tidak menampik jika memang banyak negara yang mendeklarasikan Covid-19 sebagai endemi dan melakukan berbagai pelonggaran.

Malaysia adalah salah satu contoh negara yang telah melonggarkan pembatasan di negaranya mulai 1 April 2022.

Sementara itu, Thailand, Arab Saudi, hingga negara-negara di Eropa telah melakukan kebijakan pelonggaran dengan berbagai pertimbangan di negaranya masing-masing.

“Yaitu penerapan protokol kesehatan dan cakupan vaksinasi masyarakat yang sudah tinggi di wilayah negaranya masing-masing,” ujarnya, seperti dilansir dari Republika. Aji Santoso

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com