JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Mengenang dan Menyusuri Jejak Masa Lalu di Pasar Bahulak, Sragen

Gapura pintu masuk Pasar Bahulak di Plupuh, Sragen yang mengesankan suasana masa lalu / Foto: Susi Ariyani
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Anda mau mengenang atau menyusuri jejak masa lalu ketika masi kecil? Coba sekali-kali datang ke Pasar Bahulak di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Dijamin, ingatan anda akan terlontar ke masa-masa silam saat menginjakkan kaki di sana, menikmati kuliner atau ketika anak-anak bermain di sana.

Kuliner yang ada di sana merupakan kuliner masa lalu, seperti soto bathok, sego menir, nasi jagung, tiwul, wedang gemblung, wedang secang, hingga jamu gendhong.

Tak hanya itu saja, ada pula wahana permainan zaman dulu seperti egrang, yoyo, othok-othok, jungkat jungkit, bandulan, angon wedus dan lain sebagainya.

Tak seperti pasar tradisional pada umumnya yang buka setiap hari, pasar yang didirikan sejak September 2020 lalu itu hanya digelar setiap hari Minggu mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB.

Sementara lantaran pembatasan selama pandemi Covid-19,  Pasar Bahulak hanya buka setiap Minggu pahing dan Minggu legi saja.

Baca Juga :  Gara-gara Jualan Obat Mercon Saat Bulan Suci Ramadhan Pemuda di Sragen Ditangkap Polisi Terancam Pidana

Untuk bertransaksi di pasar ini, setiap pengunjung diharuskan menukarkan uang rupiahnya dengan koin dari tempurung kelapa di loket masuk, di mana per koinnya dapat ditukarkan dengan uang Rp 2.000 rupiah.

Kemasan barang dagangan yang dijual di Pasar Bahulak pun menggunakan material yang ramah lingkungan, seperti daun sebagai pengganti plastik, ataupun gelas dan mangkuk yang terbuat dari tanah liat.

Pedagang di pasar bahulak, Rahayu  mennceritakan, Pasar Bahulak didirikan, bermula dari kondisi tanah kas desa seluas empat hektar yang tak dikelola dengan maksimal.

Berbekal semangat gotong royong, masyarakat Desa Karungan lantas tergerak untuk menciptakan pasar guna mengenang kuliner tradisional masa lalu yang sudah jarang dijumpai lagi di pasar-pasar modern.

Pengembangan Pasar Bahulak dilakukan oleh warga dan untuk warga, di mana keuntungan penjualan akan dikembalikan untuk pengembangan desa.

Baca Juga :  Geger Mobil Baru Langsung Rusak Usai Isi Dexlite di Sragen, SPBU Jetak Minta Maaf dan Pastikan Bukan Abal-abal, Melainkan...

Dibangunnya Pasar Bahulak tersebut mampu memberdayakan 292 warga setempat tiap kali pasar yang menjadi destinasi wisata baru Kabupaten Sragen tersebut digelar.

Oleh karenanya, jelas Rahayu, Pasar Bahulak dinilai selaras dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yaitu mengembangkan sektor perekonomian desa setempat melalui semangat gotong royong.

“Selain mengamalkan nilai gotong royong dalam hal ekonomi Pancasila, Pasar Bahulak juga mencerminkan salah satu gerakan Revolusi Mental, yakni Indonesia Mandiri,” ujarnya.

Keberadaan Pasar Bahulak kiranya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk dapat memberdayakan potensi desanya dengan semangat gotong royong sehingga mampu menggerakkan perekonomian lokal itu sendiri.

“Dengan semangat gotong royong, mari bersama bumikan nilai-nilai Pancasila, termasuk dalam hal ekonomi, demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Rahayu kepada Joglosemarnews, Minggu (27/03/2022). Susi Ariyani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com