JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sebelum 2 Santri Tewas, Ustadz Ternyata Sudah Beri Peringatan Soal Bahaya Embung Sunggingan. Begini Peringatannya!

Jenazah santri Ponpes At Taqwa Sunggingan, Miri, Sragen yang tewas tenggelam di embung usai mengikuti ekskul bertani saat diidentifikasi di RS Assalam Gemolong, Sabtu (5/3/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus tewasnya dua orang santri pondok pesantren (Ponpes) At-Taqwa Dukuh Pondok RT 3, Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Sragen saat mengikuti ekskul bertani, Sabtu (5/3/2022) menguak fakta lain.

Ternyata sebelum insiden terjadi, sang ustadz sudah berupaya mengingatkan kepada santri soal bahaya embung Sunggingan.

Ustadz muda bernama Aditya Saputra (23) yang mendampingi para santri mengikuti ekskul bertani itu sempat mengeluarkan peringatan agar para santri tidak mandi di embung.

Namun dua korban, ternyata mengabaikan arahan sang ustadz.

“Jadi sebelum ke embung, ustadz pendamping sudah mengingatkan ke santri jangan mandi di embung karena licin dan dalam. Namun ada sekitar 10 santri yang ke embung dan kedua korban nekat mandi. Sampai tak berselang lama ada santri yang berteriak bahwa dua temannya tenggelam,” papar Kasi Humas Polres Sragen, AKP Suwarso, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (5/3/2022).

Dua santri itu bernama Pramesta Kailut Centa (15) asal Dukuh Bendo RT 05, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen dan Aziz Dhuka Maulana (16) asal Desa Blangu RT 4, Kecamatan Gesi, Sragen.

Baca Juga :  Jalan Desa di Sragen Semakin Mulus dengan Pintas Pinggiran, Apa Itu?

Kasi Humas menerangkan insiden tragis itu terjadi pukul 07.15 WIB. Kronologinya bermula ketika ponpes menggelar kegiatan ekstra pertanian untuk santri kelas 2 SMP.

Kegiatan rutin itu diikuti 20 santri termasuk kedua korban. Ekstrakurikuler pertanian dilaksanakan di sawah berjarak sekitar 500 meter dari pondok.

Selama kegiatan, para santri didampingi oleh ustadz muda Aditya Saputra (23). Kemudian sekitar pukul 07.15 WIB, kegiatan ekstra pertanian selesai.

Karena para santri badan dan pakaiannya kotor oleh lumpur dan tanah, lalu sekitar 10 santri berinisiatif membersihkan badan di embung sebelah sawah tersebut.

Baru beberapa menit berselang, salah satu santri Fahri Alfarizi sudah berteriak bahwa ada dua rekannya yang mendadak hilang dari permukaan.

Rupanya kedua korban nekat mandi di dalam embung yang berkedalaman lebih dari 2 meter itu. Mereka tak mengira jika kedalaman embung melebihi ketinggian badan sehingga membuat mereka kalap.

Baca Juga :  Berkunjung ke Sragen Presiden Jokowi Cari Untung, Ada Apa?

Teriakan Fahri langsung didengar oleh warga sekitar yang kemudian berdatangan memberi pertolongan.

Nahas saat warga datang, kedua korban sudah hilang ditelan air embung. Tak lama kemudian tim SAR dan relawan tiba di lokasi untuk membantu melakukan pencarian.

“Setelah dilakukan evakuasi, akhirnya kedua korban berhasil ditemukan di lokasi tak jauh dari tempat mereka pertama kali di embung. Saat ditemukan kondisi keduanya sudah dalam keadaan meninggal dunia, lalu dibawa ke rumah sakit Assalam Gemolong untuk dilakukan identifikasi,” jelas Suwarso.

Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh kedua santri malang itu.

Karena keluarga sudah menerima sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi, jenazah korban akhirnya diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

“Korban meninggal akibat tenggak di embung dan tidak bisa berenang,” imbuh Kapolsek Miri, AKP Suyono. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com