“Yang diurusi sekarang malah minyak goreng, tepung terigu, lantas daging dan sebagainya. Ini jadi keprihatinan kita. Kewenangan Bulog dipreteli,” ujarnya.
Indikator kedua menurunnya dengan dikuranginya subsidi pupuk. Ia merinci di tahun 2020 di Sragen sudah tidak ada pupuk bersubsidi jenis SP 36 dan ZA.
Kemudian di tahun 2022 ada rekomendasi bahwa pupuk organik sudah dicabut. Sementara harga pupuk nonsubsidi dirasa kian tahun kian naik mencekik.
“Apa tahun 2023 Urea juga akan dicabut ?” tandasnya.
Menanggapi masukan dari KTNA, Bupati Sragen, soal keberpihakan termasuk pupuk bersubsidi hal itu menjadi kebijakan dari pemerintah pusat.
Ia menilai pengurangan pupuk subsidi dimungkinkan agar petani mulai belajar untuk mandiri.
“Dulu disampaikan Pak Menteri Pertanian hadir di Sragen, kalau ditanya soal pupuk beliau menjawab itu bukan pertanian itu urusan kementerian perdagangan,” kata dia. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com