JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Baru 2 Hari Dipasang Malah Jadi Senjata Makan Tuan. Sekda: Berapapun Pestisida yang Dibutuhkan, Silakan Kami Sediakan!

Tim petugas medis dan Inafis Polres saat melakukan identifikasi jenazah Mbah Seman, petani asal Jatitengah, Sukodono, Sragen yang meninggal kesetrum jebakan tikus, Rabu (13/4/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Insiden jebakan tikus beraliran listrik yang menewaskan Mbah Seman (62) petani asal Dukuh Dimoro RT 6, Desa Jatitengah, Kecamatan Sukodono Sragen, Rabu (13/4/2022) pagi menyisakan fakta baru.

Ternyata, perangkap setrum dari kawat beraliran listrik itu baru dua hari lalu dibuat dan dipasang oleh korban.

Celakanya, perangkap untuk menjebak tikus itu justru menjadi senjata yang memakan tuannya sendiri.

“Dari informasi dan keterangan di lapangan, perangkap jebakan tikus beraliran listrik itu baru dua hari lalu dipasang oleh korban,” papar Kasi Humas Polres Sragen, AKP Suwarso, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (13/4/2022).

Baca Juga :  Viral Dexlite Abal-abal di Sragen Ternyata Dialami Juga oleh Anggota DPRD Tulungagung, Mobilnya Langsung Ndongkrok di Bengkel 3 Hari

Ia menguraikan perangkap setrum jebakan tikus itu dipasang sendiri oleh korban.

Atas kejadian itu, pihak keluarga menerima sebagai musibah dan tidak menghendaki jenazah korban diotopsi.

“Selanjutnya setelah selesai melakukan pemeriksaan luar dan keluarga korban tidak menuntut otopsi dalam serta sudah menerima dengan ikhlas musibah tersebut, maka petugas menyerahkan jenazah kepada keluarga korban untuk dimakamkan,” terangnya.

PLT Kepala Dinas Pertanian Sragen, Tatag Prabawanto menyampaikan dari keterangan yang diperoleh, sebenarnya larangan dan imbauan untuk tidak memasang setrum jebakan tikus sudah tidak henti dilakukan.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Termasuk kepada korban, sebenarnya sudah diingatkan oleh Kadus setempat agar tidak memasang perangkap tikus dengan aliran listrik.

“Itu baru dua hari lalu dipasang. Sudah diingatkan oleh Pak Bayan tapi masih nekat,” jelasnya.

Atas kondisi itu, pihaknya kembali mengimbau agar petani menghentikan pemakaian setrum jebakan tikus. Karena bisa membahayakan keselamatan pemasang maupun orang lain.

Ia justru menyarankan agar petani menggunakan solusi yang aman seperti gropyokan, emposan, serta memberdayakan burung hantu untuk menjaga ekosistem alam.

“Kalau memang butuh bantuan pestisida silakan mengajukan. Berapapun butuhnya kami siapkan,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com