JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Baru Kali Ini Muhammadiyah Tak Diundang Sidang Isbat oleh Kemenag. Sekretaris Sebut Diundang Tidak Diundang Tidak Penting!

Penyampaian hasil sidang isbat awal 1 Ramadhan oleh Kemenag Yaqut Cholil Qoumas, Jumat (1/4/2022). Foto/JSnews
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan tidak ambil pusing meski tidak diundang oleh Kementerian Agama dalam sidang Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1443 Hijriah/2022 Masehi.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Agung Danarto menyebut meski sudah sering beda dalam penentuan awal Ramadhan, baru kali ini Kemenag tidak mengundang perwakilan dari Muhammadiyah.

Namun ia memastikan semua baik-baik saja dan tidak menyoal masalah itu. Pihaknya berharap perbedaan penentuan awal puasa jangan dijadikan masalah karena sudah sering terjadi.

“Muhammadiyah tidak diundang di sidang isbat wajar saja, karena sejak awal Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan 1443 H itu,” ujarnya di sela pemberian ribuan takjil kepada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (2/4/2022).

Baca Juga :  Banjir dan Tanah Longsor di Bandung Barat, 9 Orang Hilang dan 300-an Warga Ngungsi

Agung menjelaskan dengan situasi Muhammadiyah yang sudah menetapkan soal awal Ramadan itu, maka diundang atau tidak diundang, hal itu tentu tidak akan mengubah keputusan pemerintah.

Baginya, kemungkinan di mata Kemenag, Muhammadiyah hadir atau tidak hadir tidak terlalu penting.

“Karena apapun keputusan dari isbat itu, toh, Muhammadiyah tetap dengan keputusannya dan pemerintah dengan keputusannya,” katanya.

Menurut Agung, Muhammadiyah sama sekali tidak ada masalah meskipun tahun-tahun sebelumnya selalu diundang dalam sidang isbat itu.

“Ya baru kali ini tidak diundang, kami juga tak tahu apa latar belakangnya tidak diundang, tapi kami tidak merasa dinomorduakan,” kata Agung.

Baca Juga :  Perang Urat Syaraf antar Tim Kuasa Hukum Memanas Jelang Sidang Gugatan Pilpres 2024 di MK

Agung mengatakan perbedaan keputusan ini sebagai suatu konsekuensi yang wajar dengan pilihan metode yang diambil Muhammadiyah dalam penentuan awal Ramadan.

“Kami sama-sama sudah paham posisi masing-masing, perbedaan soal awal Ramadan ini juga sudah terjadi berulangkali dan masyarakat muslim di Indonesia sudah biasa, jangan dipersoalkan,” kata dia.

PP Muhammadiyah justru berpesan bagi masyarakat muslim di Tanah Air agar tetap menjalankan ibadah Ramadan dengan baik dan menjaga bulan suci, dengan tetap menumbuhkan semangat toleransi.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com