Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Beredar Dugaan 11 Sapi di Mondokan Sragen Mati Mendadak Akibat Gigitan Lalat Besar Jenis Pethak. Dinas Masih Tunggu Hasil Uji BB Vet

Kondisi sapi milik warga Desa Gemantar Mondokan yang mendadak mati. Insert hewan lalat besar yang disebut berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Foto kolase/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus kematian sapi mendadak di Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen, hingga kini masih menyisakan misteri.

Namun kalangan peternak yang sapinya mati, menduga insiden 11 sapi mati mendadak itu terjadi karena demam akibat gigitan lalat besar jenis pethak (Jawa).

“Dugaan sementara dari peternak, karena demam akibat gigitan lalat besar atau yang biasa disebut Pethak dalam bahasa Jawa. Tapi untuk penyebab pasti, kami masih menunggu dari dinas yang menunggu hasil uji lab dari Balai Besar BB Veteriner Sleman,” papar Kades Gemantar, Suradi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (12/4/2022).

Kades menguraikan hingga kini, jumlah sapi mati mendadak di Desa Gemantar itu dilaporkan menjadi 11 ekor. Sehingga ada tambahan 4 ekor dari data sebelumnya.

“Sampai hari ini, jumlah kematian sapi mendadak di desa kami ada 11 ekor. Milik 9 warga,” papar Kades Gemantar, Suradi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (10/4/2022).

Kematian sapi mendadak itu memang tidak terjadi dalam satu waktu akan tetapi bertahap sejak Januari. Mayoritas sapi yang mati sudah berusia dewasa.

Kasus kematian menyebar di 4 RT yakni RT 7, 10, 12 dan RT 29. Dari empat RT itu, kasus terbanyak ada di RT 10 yakni ada 5 ekor sapi yang mati.

Dari 9 warga pemilik sapi yang mati, ada dua warga yang sampai kehilangan 2 ekor sapinya akibat mati mendadak.

Dua warga itu adalah Sukar di RT 12 dan Tarmadi di RT 29. Karena sapi yang mati semua berusia dewasa, kerugian total yang dialami peternak ditaksir mencapai lebih dari Rp 150 juta.

“Hampir semua sapi yang mati mendadak itu berusia dewasa,” jelasnya.

Sementara dari keterangan warga pemilik sapi yang mati mengaku tidak ada tanda-tanda atau gejala spesifik sebelum sampai mati.

Mereka pun juga heran lantaran sebelumnya kondisi sapi masih sehat dan makan minum normal.

Dari sebagian besar ekor sapi yang mati beruntun, mayoritas sebelumnya diketahui sehat-sehat saja. Konsumsi pakan dan minum juga masih normal.

“Tahu-tahu kejang kemudian nggak lama langsung mati. Kemarin ada petugas yang ngecek-ngecek, nggak lama setelah petugas pergi langsung mati ya ada,” terang Kades.

Terpisah, Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, Toto Sukarno menyampaikan pihaknya sudah terjun melakukan pengecekan dan pengambilan sampel ternak yang mati di Gemantar.

Dari hasil lab sampel darah dan feses yang dikirim ke Laboratorium Daerah Jateng, hasilnya dinyatakan negatif Antraks dan Brucella.

Namun hasil lab belum bisa menguak penyebab kematian sapi-sapi di Gemantar itu. Karenanya tim masih menunggu hasil uji lab di BB Veteriner Wates Jogja.

“Dari Lab Provinsi tidak bisa menunjukkan penyebabnya apa. Mudah-mudahan dari BB Wates bisa mendapat peneguhan, diagnosa penyebabnya apa,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version