SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Polemik perobohan masjid Al Fatah di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen menampakkan titik terang.
Warga melalui takmir masjid tersebut membantah merasa tertipu oleh janji manis seorang dermawan yang disebut akan membangunkan masjid senilai miliaran.
Meski sempat menawarkan kesanggupan membiayai masjid baru, akan tetapi perobohan masjid dan renovasi sebenarnya sudah direncanakan jauh hari oleh warga.
Hal itu diungkapkan salah satu takmir sekaligus panitia pembangunan masjid Al Fatah, Lilik Purnomo, Senin (4/4/2022).
“Jadi warga enggak merasa tertipu. Memang benar dulu sempat dijanjikan oleh dermawan atau pengusaha di Jakarta. Tapi lewat orangnya (orang dekatnya) yang tinggal di sini. Katanya beliau sanggup untuk membangunkan masjid sampai selesai. Tapi enggak bicara nominal dananya. Tidak bilang Rp 1,3 miliar, enggak. Kebetulan masjid Al Fatah itu sudah lapuk sehingga warga juga punya rencana untuk membangun. Karena ada tawaran itu dan sudah dimintai RAB, ya seperti disengkakne (dipercepat) lalu masjid kita robohkan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Ia menguraikan ihwal mula dari rencana pembangunan itu muncul di awal 2022 ini. Saat itu, kebetulan warga memandang kondisi masjid sudah tidak layak.
Masjid Al Fatah yang dibangun dari hibah sebagai kompensasi pembangunan Waduk Kedung Ombo tahun 1991, sudah banyak yang lapuk.
Meski dari depan fisiknya terlihat masih bagus, namun kondisi atap dan kayu penopang di dalamnya tidak demikian.
Melihat kondisi itu, remaja masjid, takmir dan tokoh serta warga akhirnya mewacanakan untuk memugar dan merehab kembali.
“Nah bersamaan itu, ada orang sini yang dekat dengan dermawan tadi dan bilang kalau dermawan itu ingin membantu. Bilangnya orang itu sudah banyak mbantu mbangun masjid di Sragen juga. Tapi cuma obrolan tidak spesifik menyebut nominal. Saat itu bilangnya cuma mau bantu pembangunan sampai selesai. Mendengar itu, ya warga langsung semangat,” urainya.
Identitas Dermawan Disembunyikan
Meski bertindak sebagai panitia dan takmir masjid, Lilik mengaku tidak tahu menahu secara jelas siapa dermawan itu.
Kabar janji pendanaan itu juga hanya berembus melalui orang terdekat dermawan itu. Ia juga tidak tahu menahu dermawan itu berdomisili di mana dan usahanya apa.
Lilik menegaskan perobohan masjid tidak semata-nata karena janji dermawan itu. Akan tetapi lebih berangkat dari keinginan warga membangun masjid baru.
“Jadi ada tanpa janji orang itu pun warga sudah berencana mau renovasi. Ini juga masih komunikasi terus dengan orang yang nyambungkan itu,” urainya.
Lilik menyebut si dermawan itu juga sudah beberapa kali transfer dana untuk pembangunan masjid. Selain transfer pertama sebesar Rp 10 juta, yang bersangkutan juga sudah beberapa kali transfer.
Namun nominal pasnya ia kurang begitu paham karena pendanaan langsung ke rekening dan ada yang mengurusi sendiri.
Warga dan dirinya sebenarnya tidak begitu menyoal dengan janji dermawan itu karena memang tidak ada kesepakatan atau perjanjian hitam di atas putih apapun.
“Kami nggak menyesal atau merasa tertipu janji manis. Pokoknya niatan warga ingin membangun masjid. Mungkin jalan dari Allah harus seperti ini, cara membantu kan banyak dengan berbagai cara. Kami memaklumi mungkin beliaunya (dermawan) juga bisnis dan kondisi juga masih pandemi,” tandasnya.
Sementara, takmir sekaligus panitia lainnya, Agus Pudiyono membenarkan memang sempat ada orang yang menjanjikan ada dermawan akan membantu pembangunan masjid Al Fatah sampai selesai.
Ditanya siapa dermawan itu dan apakah ada kesanggupan atau kesepakatan nominal bantuan, Agus tidak berkenan membeberkan.
“Kalau itu (nama dermawan) tidak bisa kami sebutkan. Maaf saya masih di jalan ” katanya.
Terpisah, Kades Ngargotirto, Sumadi menyampaikan saat ini panitia pembangunan masjid baru Al Fatah Kowang memang dilanda kebingungan.
Sebab masjid lama sudah terlanjur dipugar rata dengan tanah. Sementara sumber dana miliaran yang dijanjikan oleh donatur atau dermawan ternyata juga belum juga datang.
Padahal masjid besar itu sudah terlanjur dirobohkan sejak bulan Februari lalu.
Saat ini, panitia di dukuh itu terpaksa melanjutkan pembangunan dengan kondisi yang ada. Donatur ada dari beberapa orang namun bukan dari dermawan awal yang menjanjikan membangun total masjid.
“Karena dari awal ternyata yang bilang itu dari anak buahnya (dermawan) itu. Bukan langsung yang bersangkutan. Ketika ditagih, juga kebingungan. Kalau sementara ini pembangunan masih berjalan tapi di pihakketigakan. Dananya ya dari donatur beberapa orang, termasuk material pihak ketiga,” jelasnya.
Namun kendala baru kembali muncul. Untuk membayar tenaga kerja butuh uang dan sumber dananya juga belum tersedia.
Walhasil, panitia sedikit mengalami kerepotan. Sehingga proses perjalanan pembangunan terpaksa masih berjalan sekedarnya.
“Panitia memang sedikit kerepotan. Lha gimana, masjid lama udah terlanjur dirobohkan semua,” tandasnya. Wardoyo