Beranda Daerah Wonogiri Selamat untuk 3 Daerah dengan Angka Stunting Terendah di Jateng Dari...

Selamat untuk 3 Daerah dengan Angka Stunting Terendah di Jateng Dari Wonogiri Hingga Grobogan

Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto (tengah) bersama Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek. joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ini dia tiga daerah dengan angka stunting terendah di Jateng.

Di daftar tiga daerah dengan angka stunting terendah di Jateng, ada kabupaten ujung tenggara Jateng, yakni Wonogiri.

Berturut-turut daerah dengan angka stunting terendah di Jateng adalah Kabupaten Wonogiri menjadi yang terendah ke tiga di Jawa Tengah. Adapun peringkat pertama diraih Kabupaten Grobogan, sedangkan peringkat ke dua diraih Kota Magelang.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengungkapkan, jumlah penderita stunting atau gagal tumbuh akibat gizi buruk di kabupaten terluas kedua di Jateng setelah Cilacap menurun secara signifikan dalam beberapa tahun ini.

Perinciannya tahun 2017-2018 lalu stunting Wonogiri masih 24%. Sekarang sudah turun menjadi 14% atau sekitar 4.000 anak.

“Capaian itu menempati peringkat ke tiga di Jateng,” kata Bupati usai menggelar Komunikasi Informasi dan Edukasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Sabtu (2/4/2022).

Tidak puas dengan hanya menempati daftar daerah dengan angka stunting terendah di Jateng, pihaknya menargetkan zero stunting atau prosentase stunting turun hingga angka nol, pada 2024 mendatang. Target zero stunting itu agar generasi Wonogiri menjadi generasi yang berkualitas.

Baca Juga :  Cara Menghasilkan Uang dari Meta AI WhatsApp, Peluang Baru di Era Digital

Adapun langkahnya dengan membentuk tim pendampingan masyarakat, tim pendampingan keluarga, tim pendampingan calon pengantin, pembentukan ruang edukasi, kolaborasi desa dan kelurahan, hingga pemanfaatan pekarangan untuk pemenuhan protein nabati.

Menurut pria yang gemar dengan beragam olaraga itu, penyebab stunting di Kabupaten Wonogiri adalah pola gizi yang tidak terpenuhi, pola asuh yang kurang tepat, lingkungan yang tidak tepat, dan tidak tercukupinya air bersih.

Saat ini, persoalan utama lebih pada pola asuh dan pemahaman terhadap ketercukupan gizi yang kurang. Penderita stunting tidak hanya dari keluarga miskin, namun juga banyak ditemukan pada keluarga mampu.

“Bahkan ada guru di Kecamatan Karangtengah yang anaknya stunting. Jadi, stunting tidak hanya karena faktor ekonomi,” ujarnya.

Sementara anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyatakan, Wonogiri merupakan model yang baik karena mampu menurunkan angka stunting hingga 14%. Hal itu karena semangat kebersamaan dalam menangani stunting dengan melibatkan berbagai pihak, Bupati, Puskesmas, Camat, Lurah, tenaga kesehatan dan sebagainya.

Baca Juga :  Ide Kreatif Mengisi Libur Sekolah dengan Menghasilkan Uang

“Kuncinya pada leadership kabupaten,” kata Edy Wuryanto.

Dalam kesempatan yang sama, kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya ingin mempelajari apa yang dilakukan Kabupaten Wonogiri sehingga mewujudkan penurunan stunting dengan signifikan. Aris Arianto