JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Bikin Haru, Bocah asal Gondang Sragen yang Ditinggal Bapak dan Adiknya Bunuh Diri Ternyata Juara Kelas. Bu Menteri Ditunggu Kebijakannya

Livey, bocah asal Grasak, Gondang, Sragen yang ditinggal gantung diri bapak dan adiknya, saat mendapat kunjungan dari Tim Kemensos RI, Selasa (10/5/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Putri sulung Arifin (40) warga Grasak RT 43 Gondang, yang meninggal bunuh diri bersama anak bungsunya, ternyata dikenal sebagai anak yang cerdas di sekolahnya.

Bocah bernama Livey (11) yang kini duduk di bangku kelas VI SD itu diketahui sering menjadi juara kelas.

Fakta itu diungkapkan Ketua RW 43, Bambang Widjo Purwanto. Informasi yang diperoleh dari guru kelasnya, Livey memang dikenal punya prestasi yang baik dan dikenal sebagai anak pandai.

“Dari keterangan guru kelasnya, dia itu anaknya pandai. Selalu peringkat 1 di kelasnya. Kalau tidak pandai nggak mungkin juga bisa sekolah di SD 1 yang memang favorit di Gondang suni,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (12/5/2022).

Baca Juga :  Sejarah Lahirnya Persaudaraan Setia Hati Terate & Kisah Inspiratif Ki Hadjar Oetomo

Bambang menuturkan atas kondisi itu, warga sangat berharap ada kepedulian dari pemerintah terkait masa depan anak tersebut dan ibunya ketika kelak pulang dari Singapura.

Sebab selain kehilangan seorang bapak dan anak bungsu, kondisi ekonomi mereka juga tergolong tidak mampu.

Terlebih, keluarga tersebut tidak masuk dalam database kemiskinan DTKS sehingga luput dari program- program bantuan pemerintah.

“Bagaimanapun anak tersebut menjadi aset yang di masa akan datang mungkin bisa menyumbangkan sesuatu untuk bangsa. Jadi harapan kami pemerintah bisa memperhatikan kondisi ini,” terangnya.

Bambang juga berharap pemerintah bisa membantu kepulangan ibunya yang saat ini menjadi TKW di Singapura. Sebab yang bersangkutan baru dua bulan bekerja.

Baca Juga :  Dagang Ciu di Bulan Ramadhan, Warga Sambungmacan, Sragen Dirazia Polisi, 3 Botol Miras Disita

Pemulangan diharapkan bisa disertai dengan pendampingan atau bantuan agar nantinya bisa bangkit hidup lebih mandiri.

“Jadi tidak melepas begitu saja seperti melepas burung di pematang. Karena kalau dipulangkan pun otomatis dia akan kehilangan pekerjaan,” ujarnya.

Sementara, kedatangan tim dari Kemensos ke rumah duka, dinilai sangat positif dan mendapat apresiasi warga sekitar.

Warga berharap kehadiran tim Kemensos itu tidak hanya sekadar memberikan pendampingan rehabilitasi terhadap anak sulung korban, namun juga bisa memberi harapan bagi kelangsungan hidup Livey dan ibunya.

“Semoga program-program Bu Mensos Tri Rismaharini yang sangat populis itu menjadi kenyataan. Aamiin,” harapnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com