JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Kasus PMK Wonogiri, Kapolres AKBP Dydit Dwi Susanto Perintahkan Jajaran Hingga Bhabinkamtibmas Turun Lapangan

PMK
Monitoring hewan ternak oleh jajaran Polres Wonogiri. Dok. Polres Wonogiri
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan pihaknya mendukung kebijakan Pemkab Wonogiri dalam melakukan antisipasi dan penanganan penyakit mulut dan kuku atau PMK.

“Kami mendukung kebijakan dari Pemkab dalam penutupan sementara pasar hewan di wilayah Wonogiri. Polri siap bersinergi dengan stakeholder terkait dalam mitigasi PMK terhadap ternak di Wonogiri,” ujar Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto belum lama ini.

Kapolres juga telah meminta seluruh kapolsek jajaran dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan hal tersebut. Hal itu dilakukan di 25 polsek jajaran.

Seperti yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas di Tirtomoyo Briptu Arif Setyo yang turun ke kalangan peternak dalam memberikan himbauan dan pendataan sapi milik warga. Tidak ditemukan sapi milik salah satu peternak asal Desa Sendangmulyo dengan gejala mengarah PMK.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan PMK Wonogiri. Dua pekan pasca temuan adanya belasan sapi dari luar daerah yang diketahui terpapar PMK di Pasar Sapi Pracimantoro Senin (23/5), monitoring terus dilakukan.

Baca Juga :  Siap Digembleng 6 Bulan, Ratusan Guru Wonogiri Ikuti Progam Guru Penggerak Angkatan 10

Diketahui, PMK Wonogiri juga sudah menyasar ternak lokal. Rabu, (25/5) lalu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek juga telah mengkonfirmasi kasus perdana PMK itu ditemukan di Kecamatan Kismantoro. Satu sapi milik warga terpapar PMK Wonogiri.

“Karena kasus ini (PMK) tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, jika nanti terjadi penambahan kasus bakal kita konsolidasikan atau konsultasikan kepada provinsi,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek, Senin (30/5).

Menurut bupati, konsolidasi itu dimaksudkan dengan tujuan mengetahui langkah-langkah terintegrasi apa yang harus dilakukan oleh daerah. Sebab, dalam menangani PMK Wonogiri pihaknya tak bisa mengambil langkah sendiri. Atas hal itu, perlu ada integrasi kebijakan yang diambil oleh setiap daerah.

Lebih jauh, bupati menuturkan tim gabungan melakukan koordinasi dengan pengelola rumah potong hewan (RPH). Itu untuk mendeteksi dan mengantisipasi PMK Wonogiri. Pihaknya meminta jika ada sapi yang terpapar PMK tidak langsung disembelih atau dipotong di RPH.

“Itu (ternak terpapar PMK,red) bisa dikarantina dulu, diobati dulu sambil dipantau perkembangannya,” ujar pria yang akrab disapa Jekek itu.

Baca Juga :  Eling eling Bolo! Area Blackspot alias Rawan Kecelakaan selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Menurut Jekek, berdasarkan rekomendasi klinis sapi yang terpapar PMK bisa disembuhkan. Karena itu sapi masih bisa diobati dan dilakukan langkah-langkah seperti karantina ternak supaya virus tak menyebar ke ternak dan langkah lainnya.

Dalam mengantisipasi penyebaran PMK, perlu adanya edukasi ke semua pihak, baik peternak, pedagang ternak hingga pengelola RPH. Tak serta merta semua pihak langsung memiliki kesadaran terkait PMK. Karena itu, kata bupati, diberi pendampingan dan edukasi.

“Dari pendampingan yang telah dilakukan harapannya terbangun kesadaran dan tanggung jawab kolektif untuk mengantisipasi PMK. Daripada nantinya ada konsekuensi yang lebih besar, apa itu? Kalau jadi endemi kerugiannya bisa lebih besar. Kita mencegah jangan sampai terjadi endemi di Wonogiri,” papar dia.

Lalu seperti apa perkembangan kasus PMK di Wonogiri? Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengatakan ada lima ternak terpapar PMK yang sudah sembuh. Sementara 39 ternak suspect PMK. Setelah sampel diperiksa, lima suspect terkonfirmasi positif PMK. Kasus itu ditemukan di wilayah perbatasan Jawa Timur. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com