
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Musibah ambrolnya jembatan penghubung antar desa antar kecamatan di Mlokolegi, Celep, Kedawung, Sragen akhir Januari 2022 lalu, berdampak signifikan terhadap akses transportasi warga di desa sekitarnya.
Belum diperbaikinya jembatan yang terputus total itu, membuat warga terpaksa hanya mengandalkan jembatan sesek.
Jembatan darurat dari anyaman bambu itu dibangun swadaya oleh warga sekitar untuk akses penghubung sementara. Salah satu warga Desa Pengkok, Sukiyo (53) mengatakan jembatan sesek itu dibangun sejak pertengahan bulan puasa lalu.
Jembatan bambu itu dibangun dari biaya swadaya warga. Mengingat kondisinya hanya bambu, untuk sementara jembatan itu hanya bisa dilalui kendaraan sepeda kecil dan roda dua.
“Itu pun harus satu satu bergantian gitu. Karena hanya dari sesek,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (30/5/2022).
Sukito menuturkan meski hanya sesek, jembatan darurat itu sangat vital. Setiap hari tak kurang dari 400 kendaraan yang melintas.
Bahkan saat lebaran lalu jumlah kendaraan yang melintas bisa mencapai 1000 setiap hari.
Kehadiran jembatan itu sangat berarti lantaran menjadi akses utama dari wilayah Jambangan, Batu Jamus ke Sragen melalui Celep.
Biaya perawatan jembatan diperoleh dari uang infaq seikhlasnya para pengendara yang melintas.
“Ini seikhlasnya. Kalau ada dan ngasih ya nggak apa-apa. Nggak wajib kok, nggak ngasih juga nggak apa-apa,” terangnya.

Mengingat kondisinya yang masih rawan, setiap hari jembatan itu juga dijaga oleh warga secara bergantian. Setiap hari dijaga jam 07.00 WIB sampai jam 19.00 WIB sampai kadang jam 01.00 WIB.
“Di sini juga ada lampunya 2, kalau keamanan Insya Allah aman. Yang jaga di sini ada 11 orang,” urainya.
Mewakili warga, ia sangat berharap pemerintah segera membangun jembatan permanen. Sehingga aktivitas transportasi dan mobilitas warga kembali normal.
Selama ini, jembatan sesek itu bisa membantu aktivitas anak sekolah dan pedagang serta masyarakat yang ingin ke Karanganyar atau sebaliknya.
Seperti diberitakan, jembatan Mlokolegi itu runtuh pada 28 Januari 2022 akibat diterjang banjir bandang usai hujan deras.
Jembatan tersebut amblas dan hanyut terbawa arus. Saat itu ada dua korban luka yang melintas dan tidak tahu jika jembatan runtuh. Dua warga itu salah satunya adalah pedagang sayur dan pengendara motor yang terperosok ke dalam sungai berikut kendaraannya. Wardoyo
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.













