JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisruh PAM Swadaya, Warga 2 Kampung di Masaran Sragen Memanas. Minta Putus Ditarik Kompensasi Rp 40 Juta

Ilustrasi air minum mengalir dari keran. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga dua kampung bersebelahan yakni Dukuh Ngasinan Wetan dan Ngunut di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen dilanda ketegangan.

Pemicunya, warga Kampung Ngunut dimintai kompensasi Rp 40 juta setelah minta putus aliran perusahaan air minum (Pam) Swadaya yang dirintis warga di Kampung Ngasinan Wetan.

Uang itu ditarik sebagai kompensasi pemasangan jaringan dan kelengkapan sambungan rumah fasilitas Pam Swadaya yang dipasang oleh pengelola Pam di Ngasinan Wetan.

Kompensasi yang bikin panas itu terungkap dari surat yang dikirim pengelola Pam Swadaya Ngasinan Wetan ke Ketua RW Ngunut tertanggal 28 Februari 2022 lalu.

Dalam surat itu, intinya hasil rapat warga Ngasinan Wetan memutuskan warga Ngunut diminta membayar kompensasi atas permintaan putus aliran Pam Swadaya dari Ngasinan sebesar Rp 40 juta.

Kompensasi itu diminta dibayar sebelum batas akhir 30 Maret 2022. Apabila tidak bisa memenuhi maka pihak Pam Swadaya Ngasinan Wetan akan melakukan pengambilan aset Pam yang sudah terlanjur dipasang di Ngunut.

Baca Juga :  Geger Warga Sragen Beli Mobil Baru Isi Bahan Bakar Dexlite di SPBU Jetak Sidoharjo Sragen Mesin Langsung Rusak, Komsumen Curigai Jual Dexlite Tidak Asli

Salah satu tokoh warga di Ngunut, Bekti mengungkapkan kisruh itu bermula ketika sekitar 3 tahun lalu warga di Ngasinan Wetan merintis Pam Swadaya.

Selain mencukupi kebutuhan air minum di Ngasinan Wetan, aliran juga ditawarkan untuk warga Ngunut yang bersebelahan kampung.

Sepengetahuannya ada sekitar 75 warga di Ngunut yang kemudian ikut mendaftar jadi pelanggan dan sebagian sudah membayar Rp 1.350.000 untuk pemasangan pipa dan jaringan air.

“Namun dalam perjalanannya, warga Ngunut akhirnya memutuskan membuat sumur sendiri. Nah setelah sumur jadi, warga yang semula jadi pelanggan di Ngasinan Wetan minta putus. Tapi yang jadi masalah, pihak pengelola Pam Swadaya di Ngasinan kirim surat intinya minta kompensasi Rp 40 juta. Lha padahal warga Ngunut yang jadi pelanggan kan sudah bayar pemasangan, kok diminta kompensasi lagi, makanya ini warga pada menolak,” paparnya kepada wartawan, Senin (9/5/2022).

Kisruh warga dua kampung itu sudah dimediasi di balai desa dan difasilitasi Pemdes Gebang beberapa waktu lalu. Namun upaya itu gagal membuahkan hasil.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Pihak warga Ngunut sempat menawarkan siap membayar kompensasi sebesar Rp 5 juta namun warga Ngasinan menolak.

Karena tidak ada titik temu, pihak warga Ngasinan Wetan kembali mengajukan meminta mediasi di kecamatan untuk mencarikan solusi persoalan tersebut.

Menurut rencana, mediasi dijadwalkan digelar Selasa (10/5/2022) besok di kecamatan.

“Kalau Pam Swadaya di Ngunut ini sudah sekitar 3 bulan lalu mengalir. Warga kami keberatan karena penarikan kompensasi itu dasarnya apa, wong kami dulu waktu mau pasang juga sudah disuruh bayar. Saya sendiri juga bayar Rp 1,500 juta,” urainya.

Camat Masaran, Suratman membenarkan rencana mediasi persoalan Pam Swadaya antara warga dua kampung di Desa Gebang itu.

Mediasi menurut rencana digelar di kecamatan dengan mengundang berbagai pihak terkait.

Pihaknya berharap mediasi nanti bisa mencair sehingga bisa dicarikan solusi terbaik terkait persoalan tersebut.

“Ya nanti harapan kami bisa dicari jalan yang terbaik. Nanti dirembug baik-baik dan kalau bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Soalnya itu juga masih tetangga dukuh dan bersebelahan,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com