JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Lulus SMA, Warga Nepen, Teras, Boyolali Ini Diterima di 7 Kampus Top Luar Negeri. Harumkan Keluarga dan Bangsa

Mardiyono (48) dan isterinya, Yuni Puji Astuti (43) memegang foto anaknya, Ardian Hafidz Annafi yang diterima di 7 kampus top luar negeri / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM   Ardian Hafidz Annafi hanyalah remaja asal desa. Ya, dia berasal dari Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali. Namun siapa sangka, dia diterima sebagai mahasiswa di tujuh kampus top luar negeri.

Remaja 18 tahun lulusan SMA Pradipta Dirgantara itu  pun jadi perbincangan hangat masyarakat.

Ke tujuh kampus tersebut tersebar di Kanada, Selandia Baru, dan Australia. Kampus-kampus itu menempati peringkat top 100 dan top 200 dunia versi QS World University Rankings (WUR).

Ketujuh kampus tersebut yakni University of Toronto, University of British Columbia, The University of Western Australia, Wageningen University, University of Otago dan Curtin University, dan Victoria University of Wellington

Saat wartawan mendatangi rumahnya pada Minggu (15/5/2022) siang, , Hafidz masih berada  di asrama SMA Pradipta Dirgantara.

SMA itu  merupakan sekolah asrama (boarding school) yang berada di bawah TNI AU. Lokasi sekolah persis di sebelah  utara Bandara Adi Soemarmo.

Baca Juga :  Memprihatinkan, Prasasti Sarungga di Cepogo, Boyolali  Merana, Belum Dilindungi Secara Arkeologis

Yang di rumah kedua orang tuanya yang menerima dengan sangat ramah dan terbuka.

Sang ayah bernama Mardiyono (48) bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan ibunya Yuni Puji Astuti (43) buka usaha laundry di rumahnya.

Tak heran prestasi yang ditorehkan anak pertamanya membuat pasutri itu terharu dan bangga.

Bahkan mereka tak bisa membendung air matanya saat mengetahui anaknya diterima di tujuh universitas top luar negeri.

Sang ibu, Yuni  mengaku mendapat informasi jika anaknya diterima di universitas luar negeri ini dari grup WA orang tua SMA Pradipta Dirgantara, Jumat (13/5/2022).

“Saya terharu, senang gembira. Alhamdulillah anak saya diterima di kampus luar negeri,” ujarnya.

Padahal dia hanya memiliki penghasilan bersih Rp 50.000 per hari.

Baca Juga :  Begini Serunya Tradisi Bakda Sapi di Lereng Merapi Dukuh Mlambong,  Musuk, Boyolali! Ternak Sapi Diarak Keliling Pedukuhan

Beruntung, uang kuliah bakal di biayai oleh negara melalui program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kebanggaan bertambah setelah Hafidz diterima program beasiswa tersebut, ada 6 universitas lainnya yang meminangnya.

“Daftarnya itu satu. Di UBC (University of British Columbia) tapi kemudian 6 universitas lainnya juga melamarnya jadi mahasiswa.”

Namun, anaknya tersebut  memutuskan mengambil studi Bachelor of Science di University of British Columbia dengan beasiswa penuh Kemendikbudristek.

Mardiyono menimpali jika sejak kecil, prestasi akademik anaknya memang sudah terlihat.

Sejak di SD N 2 Nepen, anaknya selalu masuk peringkat 10 besar di kelasnya.

“Bahkan sejak kelas 4 SD selalu peringkat pertama,” jelasnya.

Ditambahkan, sejak kecil anaknya memang lebih senang membaca ketimbang bermain dengan anak sebayanya.

“Kebiasaan itu terus berlanjut hingga Hafidz masuk SMPN 1 Boyolali. Dia tidak suka main. Sukanya membaca dan belajar.” Waskita

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com