JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Miskin Sampai Bunuh Diri, Warga Gondang Sragen Ternyata Tidak Masuk DTKS

Tim Kemensos RI saat menyambangi rumah duka bapak anak gantung diri di Grasak, Gondang, Sragen, Selasa (10/5/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus bunuh diri, Arifin (35) bersama putrinya, Saqila Love Afilah Sungkar (5), menyisakan cerita miris.

Meski kondisi ekonominya tidak mampu, ternyata korban tidak masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

Padahal melihat kondisi rumahnya terbilang tidak layak. Bahkan sebelum kejadian, bapak dua anak itu juga diketahui sudah kehilangan pekerjaan ikut pasar malam hingga jualan masker.

Fakta itu diungkap PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Cosmas Edwi Yunanto saat menyambangi rumah duka di Grasak RT 43, Gondang, Selasa (10/5/2022).

“Iya, saudara Arifin ini dulunya mampu. Jadi nggak masuk di DTKS. Jadi program- program pemerintah jaminan kesehatan dan lainnya, nggak punya,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Cosmas menguraikan mengingat kondisi ekonomi keluarga almarhum saat ini tidak mampu, pihaknya akan berupaya untuk mengusulkan masuk DTKS.

Hal itu dilakukan mengingat masih ada istri dan satu anak almarhum yang perlu dipikirkan kelangsungan masa depannya.

“Ke depan kita berusaha mengusulkan anak tersebut dan kita kawal agar bisa dapat bantuan program pemerintah untuk jaminan masa depan anak yang bersangkutan,” jelasnya.

Tim Kemensos RI saat menyambangi rumah duka bapak anak gantung diri di Grasak, Gondang, Sragen, Selasa (10/5/2022). Foto/Wardoyo

Ketua RW 43, Bambang Widjo Purwanto membenarkan kondisi ekonomi almarhum Arifin memang tergolong tidak mampu.

Hal itulah yang diduga menjadi salah satu faktor memicu rasa depresinya sehingga nekat melakukan bunuh diri bersama anaknya.

Ia juga membenarkan Arifin memang tidak masuk DTKS karena dulunya termasuk golongan ekonomi mampu. Namun ekonominya kemudian terpuruk imbas pandemi berkepanjangan.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

“Dulu dia golongan mampu, tapi karena situasi pandemi yang berkepanjangan membuat dia tidak bisa bekerja dan berhenti total sehingga apa yang dipunya sudah habis dijual. Sehingga masalah pandemi itu membuat ekonominya porak poranda,” ujarnya.

Sebagai pemangku wilayah RW, Bambang berharap pemerintah melalui Kemensos agar memberikan penanganan terhadap keluarga korban yang tersisa yakni anak sulungnya.

Kemudian, pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi kepulangan sang ibu, yang saat ini masih bekerja sebagai TKW di Singapura.

Tak kalah penting pula adalah jaminan hidup dan penghidupan bagi istri almarhum jika sudah pulang nanti agar bisa bangkit kembali.

“Kami yakin Bu Menteri memang tanggap, 90 persen nanti pemerintah tetap memperhatikan keluarga ini agar bisa survive kembali,” jelasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com