JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Persebaran PMK Belum Usai, 9 Domba di Sleman Terpapar

Ilustrasi domba / teibunnews
   

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kasus merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum selesai. Salah satu buktinya, sebanyak 9 ekor domba di Sleman terpapar.

Hal itu diketahui setelah dilakukannya uji sampel di laboratorium BBVet Wates.

Kini, domba-domba yang terpapar virus menular itu sudah dikarantina dan kondisinya disebut sudah lebih baik.

“Satu ekor sudah sembuh secara kesehatan. Sudah berdiri, sudah mau makan, dan tinggal bekas koreng (diseputar mulut). Sedangkan yang 8 domba lainnya tanpa gejala,” kata Plt, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman , Ir. Suparmono, Senin (23/5/2022).

Pihaknya mengaku memberlakukan karantina, selama masa inkubasi 14 hari bagi 9 domba yang sudah dinyatakan terpapar PMK .

Domba tersebut dimasukkan dalam satu kandang terpisah di kandang kelompok. Pemberian makan hanya boleh dilakukan oleh pemiliknya saja.

Kemudian, setiap hari diberi pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan seputar area kandang.

“Sekarang (domba terpapar PMK ) di karantina. Minum- minuman harus tersendiri. Yang boleh ngasih makan juga cuma satu orang. Hanya pemiliknya saja,” kata Suparmono.

Baca Juga :  Selama Libur Lebaran 2024, Terjadi 9 Kecelakaan Laut di Wilayah DIY

Lanjutnya, Mantan Panewu Cangkringan ini mengungkapkan, tim monitoring ternak hingga kini terus bergerak melakukan pemantauan rutin di kandang- kandang kelompok.

Mereka memberikan edukasi sekaligus pengamatan. Apabila menemukan ternak yang terindikasi secara fisik terpapar PMK maka akan dilakukan pengambilan sampel untuk selanjutnya diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates.

Menurut dia, ciri yang bisa dikenali ketika hewan terindikasi terpapar PMK adalah nafsu makan berkurang.

Lalu, muncul koreng (luka) di sekitar mulut dan hidung disertai suhu badan tinggi.

Kemudian, ketika sedang mengunyah makanan muncul air liur berlebihan atau hipersalivasi.

“Jika ada tanda-tanda ini, kami sudah meminta kepada para peternak agar segera melapor. Supaya bisa segera ditindaklanjuti,” kata Suparmono.

Ia meminta masyarakat tidak panik berlebihan dengan penyakit PMK .

Sebab, penyakit ini tidak menular ke manusia.

 

Bagi hewan yang terpapar pun dagingnya masih bisa dikonsumsi.

Baca Juga :  Senggol Motor Saat Mendahului, Pelajar SMP di Kulonprogo Ini Jatuh dan Dihantam Pikap Hingga Tewas

Diketahui, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo sebelumnya mengatakan, sembilan ekor domba positif PMK di Kabupaten Sleman itu telah dikonfirmasi oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates pada tanggal 20 Mei setelah sebelumnya DP3 Sleman mengirim sampel ke BBVet untuk diuji laboratorium akibat adanya laporan awal, satu ekor domba menunjukkan gejala sakit.

“Jadi pada tanggal 6 (Mei) kemarin, seekor domba dilaporkan gejala sakit, diare, kurang nafsu makan, ujung bibir bengkak dan merah dan terdapat berkeropeng basah yang ditangani oleh Puskeswan setempat. Kemudian setelah observasi, diambil sampel swab untuk diuji PCR PMK ,” kata Kustini.

Uji sampel swab domba pertama, pada tanggal 18 Mei BBVet Wates mengonfirmasi positif PMK .

Dua hari kemudian DP3 Sleman bersama dengan BBVet Wates melakukan investigasi lapangan dan pengambilan sampel swab dan serum darah.

Total ada 15 sampel yang diambil dan diuji.

Hasilnya, sembilan domba dinyatakan positif menderita Penyakit Mulut dan Kuku sedangkan 6 ternak lainnya negatif.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com