Site icon JOGLOSEMAR NEWS

PGN Subholding Gas Pertamina dan Afiliasi SK E&S Kerja Sama Jual Beli LNG Internasional

PGN dan PRISM menandatangani Perjanjian Induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG. Foto: Istimewa /Dokumen PGN

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina bersiap masuki pasar Liquefied Natural Gas (LNG) Internasional.

Hal itu dilakukan dengan menggandeng PRISM Energy Internasional selaku Anak Perusahaan SK E&S yang bergerak di bidang LNG Trading.

Penandatangan perjanjian induk atau Master Sales and Purchase Agreement (MSPA) dalam rangka jual beli LNG antara PGN dan PRISM dilakukan di 28th World Gas Conferrence, Daegu, Korea Selatan.

Melalui rilis ke Joglosemarnews dijelaskan, MSPA tersebut juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PGN dan SK E&S untuk kerja sama pengembangan LNG, Hydrogen dan Carbon Capture Storage (CCS).

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.

Penandatanganan MSPA dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan dan CEO PRISM Energy International, Chung Jaehak pada Selasa (24/5/2022).

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengungkapkan, bahwa MSPA itu  akan membuka peluang jual beli LNG internasional bagi PGN dalam upaya penyediaan energi bersih bersama PRISM.

“Kami men-challenge diri sendiri agar tidak hanya hadir untuk kebutuhan gas bumi domestik dimana kita telah mencapai 89% market share, tetapi juga untuk dapat keluar dari zona nyaman dengan memasuki pasar internasional,” ujar Heru.

Selain LNG Trading Internasional, kerja sama itu juga sejalan dengan visi misi SK Group dalam utilisasi gas bumi menuju masa transisi energi bersih.

Dalam hal ini, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk menyediakan Green Hydrogen.

Heru berharap, PGN dan SK Group dapat saling melengkapi dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk pengembangan LNG, Hydrogen, dan Carbon Capture Storage (CCS).

Kebijakan energi dan transisi energi bersih merupakan penentu utama permintaan LNG di Korea Selatan.

Pada akhir tahun 2020, Korea Selatan juga mengumumkan target net zero emissions tahun 2050, adapun porsi LNG pada bauran pembangkit listrik  tahun 2030 mencapai hingga 19%.

Peran LNG dalam bauran tenaga listrik tersebut akan terus berkembang dimana perkiraan permintaan LNG Korea Selatan di tahun 2030 akan mencapai antara 65-66 bcm, atau sekitar 50 Mt.

“Kami percaya dengan sinergi infrastruktur LNG, teknologi, pasar, sekaligus sebagai penyuplai LNG terpercaya, PGN dan SK Group mampu mendukung pertumbuhan kebutuhan gas bumi untuk transisi energi bersih di Korea Selatan, Asia Tenggara, hingga pasar global lainnya,” ujar Heru. Suhamdani

Exit mobile version