BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Boyolali terus diwaspadai. Apalagi, ada temuan lagi 98 ternak suspek PMK di Kecamatan Andong.
Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Lusia Dyah Suciati, membenarkan adanya 98 sapi suspek PMK tersebut. Sehingga total ternak suspek menjadi 458 ekor dari sebelumnya sebanyak 360 ekor.
Dijelaskan, ternak yang suspek mengalami gejala seperti liur berlebih, lesi di lidah atau mukosa mulut dan suhu badan tinggi.
Namun demikian, ternak suspek PMK sudah tertangani semua oleh petugas.
“Semula ada 360 ekor suspek, kemudian tambah 98 ekor menjadi 458 ekor. Kita tahu bahwa PMK ini ketika tertangani pasti akan sembuh,” katanya, Selasa (31/5/2022).
Namun demikian pihaknya mengakui, pada kasus-kasus tertentu ada ternak yang tidak bisa diselamatkan.
Seperti memiliki penyakit penyerta lain atau komorbid dan lainnya. Contoh, tiga ekor sapi yang mati dan lima dipotong paksa di Kecamatan Mojosongo.
“Pada kasus tersebut dipicu karena sapi memiliki komorbid dan sedang bunting. Otomatis pemberian obat dan vitamin terbatas.”
Ditemui terpisah, Asisten II Sekda Boyolali, Insan Adi Asmono memastikan stok obat PMK sampai saat ini masih aman. Seluruh ternak yang terindikasi suspek langsung mendapatkan penanganan. Termasuk penyuntikan secara rutin untuk penurun panas, antibiotik dan vitamin.
“Sedangkan vaksin ternak masih menunggu dari Kementerian Pertanian (Kementan).”
Pihaknya melalui jajaran terkait juga terus melakukan sosialisasi pada pemerintah desa dan kecamatan. Jika ada ternak suspek untuk segera melaporkan kasusnya. Perlu kewaspadaan juga dari peternak agar PMK segera terkendali.
“Selain itu, juga ada keputusan lockdown dengan menutup pasar hewan. Pemkab juga menggencarkan edukasi pada peternak untuk ketersediaan daging menjelang Idhul Adha.”
Diakui, penutupan sementara pasar hewan merupakan langkah terbaik. Apalagi daerah tetangga juga menerapkan langkah serupa. Sehingga lalu lintas ternak antar daerah bisa diminimalkan. Pihaknya juga akan rutin melakukan evaluasi.
“Kita evaluasi tiap pasaran dan itu akan menentukan kapan pasar beroperasi kembali. Kemudian, untuk Idhul Adha, beberapa waktu kedepan akan ada edukasi bagaimana penanganan penyembelihan kurban sehingga tidak terjadi penularan PMK.” Waskita