JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Saat Habib Syech Cerita Kondisi Gunung Kemukus Tahun 90an: Masya Allah Isinya…!

Ulama kharismatik Habib Syech Abdul Qodir Assegaf bersama Bupati Sragen dan jajaran pejabat saat mengumandangkan salawat bareng ribuan jemaah dalam acara Kemukus Bersalawat di obyek wisata Gunung Kemukus, Selasa (24/5/2022) malam. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ulama kharismatik asal Solo, Habib Syech Abdul Qodir Assegaf mengungkapkan kekagumannya atas perubahan besar pada obyek wisata Gunung Kemukus di Sumberlawang, Sragen.

Keindahan Kemukus yang sudah dipermak indah lewat gelontoran dana pusat Rp 68 miliar saat ini, dinilai jauh berbeda dengan pemandangan Kemukus saat dulu ia sambangi.

Hal itu diungkapkan Habib Syech saat memimpin pengajian akbar Kemukus Bersalawat, Selasa (24/5/2022).

“Saya heran tadi. Dari awal pertama masuk sampai dalam sini isinya orang kabeh (semua). Beda kayak aku biyen (dulu) tahun 90. Masya Allah isinya…,” ujarnya saat menyampaikan pembukaan.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Didampingi Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wabup Suroto, Sekda dan jajaran Forkompimda, Habib Syech kemudian menyampaikan keyakinannya setelah dirombak dan disalawati, Kemukus akan bersih dari praktik-praktik negatif.

Ia pun berpesan Kemukus yang sudah berbenah saat ini, boleh dikunjungi siapapun untuk berwisata.

Berziarah ke makam Pangeran Samudera dan ke sendang Ontrowulan pun juga dibolehkan.

“Semua itu nikmat. Kenikmatan dari Allah, tapi kenikmatan itu tidak boleh dibarengi dengan kemaksiatan. Saya yakin Insya Allah habis ini Kemukus tidak ada (praktik negatif),” tandasnya.

Apa yang disampaikan Habib Syech memang tidak lepas dari sejarah kelam Gunung Kemukus yang konon selalu identik dengan praktik negatif.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Di mana hampir puluhan hingga ratusan tahun, Gunung Kemukus justru lebih dikenal dengan tempat ziarah dan pesugihan yang konon salah satu syaratnya harus berhubungan dengan lain pasangan.

Mitos yang disinyalir hanya pembelokan sejarah itu kemudian jadi ladang yang memunculkan banyak wanita penjaja syahwat utamanya saat malam puncak ritual Jumat Pon.

Namun, kini Kemukus sudah berubah total. Selain pelurusan sejarah, Kemukus juga dirombak dengan dibangun tempat-tempat wisata keluarga di dermaga dan menghilangkan warung remang-remang yang ada di sepanjang jalan masuk. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com